PATI, Harianmuria.com – Tren penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pati mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 lalu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Pati mencatat hingga akhir Oktober 2024 sudah ada sebanyak 566 kasus, sedangkan tahun lalu angka DBD hanya sebanyak 464 kasus.
Kepala Dinkes Pati, Alviani Tritanti Venusia menuturkan kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan Margoyoso yakni 80 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Trangkil 67 kasus dan Kecamatan Tayu 46 kasus.
Ia mengungkapkan faktor cuaca merupakan penyebab utama dari tingginya trend DBD di tahun ini. Terlebih peralihan musim menyebabkan suhu menjadi lembab sehingga mempengaruhi perkembangan jentik nyamuk.
“Jentik nyamuk akan memicu kenaikan kasus DBD di Pati, jadi harus diberantas. Tempat yang lembab itu paling disukai nyamuk untuk berkembang, jadi harus ada kesadaran untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” jelasnya baru-baru ini.
Sejauh ini, lanjut Alviani, masyarakat dinilai masih banyak yang kurang memperhatikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan hanya mengandalkan bantuan fogging dari pemerintah.
Untuk itu, pihaknya meminta kesadaran masyarakat utamanya membersihkan lingkungan sekitar.
“Kami berharap masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), karena banyaknya DBD. Masyarakat ini mintanya yang instan yakni fogging dan fogging, padahal fogging ini kan ada beberapa hal bahayanya,” kata dia.
Sementara itu, Alviani memprediksi kasus DBD di Kabupaten Pasti masih bisa bertambah mengingat musim hujan yang baru saja dimulai. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)