BLORA, Harianmuria.com – Empat kecelakaan kerja terjadi di Kabupaten Blora dan Pati dalam 18 bulan terakhir. Empat insiden terpisah itu menyebabkan total delapan pekerja meninggal dunia.
Tragedi pertama terjadi dalam proyek renovasi bangunan SDN Gadon, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora pada Jumat, 21 Juli 2023. Seorang pekerja bernama Solikin (34) tewas ketika sedang membersihkan puing bekas tembok yang baru saja diruntuhkan.
Solikin bersama rekannya Muhammad Isnaini tertimpa bangunan tersisa, dan keduanya dilarikan ke RSUD dr Soeprapto Cepu. Namun, nyawa Solikin tak terselamatkan meski sempat mendapat perawatan medis.
Insiden kedua terjadi dalam pembangunan pabrik kapur milik PT Pentawira Agraha Sakti di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora pada Rabu, 26 Juni 2024. Pekerja bangunan bernama Samiran (50) warga Kediri, Jawa Timur tewas tertimpa tiang pancang.
Saat kejadian, Samiran tengah memotong kelebihan tiang pancang menggunakan bogem, tetapi tiang setinggi dua meter itu roboh dan menimpanya. Korban meninggal karena luka parah di kepala dan memar di punggungnya.
Kecelakaan kerja berikutnya terjadi di Kabupaten Pati pada Jumat, 7 Februari 2025. Dua pekerja asal Japah, Kabupaten Blora, meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik saat memasang tenda hajatan di Desa Ronggo, RT 03/RW 06, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati.
Kejadian bermula saat korban bernama Prih Kustoyo (39) dan Muhammad Ridwan (20) serta dua orang lainnya tengah mendirikan tiang panggung sekitar pukul 10.30 WIB. Nahas, tiang panggung yang sedang dipasang korban menyentuh kabel jaringan listrik desa hingga menyebabkan empat orang pekerja kesetrum listrik.
Prih Kustoyo dan Muhammad Ridwan meninggal di lokasi kejadian. Sementara itu dua pekerja lainnya selamat setelah terpental dari tiang panggung.
Tragedi terkini terjadi di proyek pembangunan pengembangan Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora di Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Sabtu (8/2/2025) pagi. Sebanyak 13 pekerja mengalami kecelakaan setelah lift (man basket) yang mereka naiki tiba-tiba jatuh terjun bebas dari ketinggian sekitar 12 meter.
Insiden tersebut menyebabkan empat orang meninggal dan sembilan pekerja lainnya mengalami luka. Empat di antara korban luka mengalami patah tulang parah dan harus dirujuk ke RSUD Blora dan RS Solo.
(SUBEKAN – Harianmuria.com)