BLORA, Harianmuria.com – Keputusan PT Semen Gresik Pabrik Rembang untuk menghentikan seluruh aktivitas produksinya sejak Minggu, 1 Juni 2025, berdampak langsung pada puluhan pekerja dari Desa Ngampel, Kecamatan Blora.
Kepala Desa Ngampel, Mohamad Astiadi Maryanto, mengonfirmasi banyak warganya kini dirumahkan. Ia menyebut ada puluhan warganya yang selama ini mencari nafkah di pabrik semen tersebut.
“Sudah puluhan warga yang bekerja di sana. Jumlah pastinya kami belum dapat data resmi, tapi hampir mendekati seratus orang,” katanya pada Rabu, 4 Juni 2025.
Astiadi menuturkan, dirinya mendapat kabar penghentian produksi dari para pekerja yang kini mengikuti pelatihan bengkel dan las di balai desa. Para pekerja ini mengaku telah dirumahkan oleh pihak pabrik.
“Tadi diceritakan langsung oleh mereka yang kerja di sana. Katanya sementara dirumahkan. Mereka ikut pelatihan ini mungkin untuk antisipasi kalau benar-benar terkena PHK (pemutusan hubungan kerja),” jelasnya.
Baca juga: Akses Jalan Ditutup, PT Semen Gresik Pabrik Rembang Hentikan Produksi
Dampak penutupan operasional PT Semen Gresik Pabrik Rembang tidak hanya dirasakan oleh pekerja yang dirumahkan. Menurut Astiadi, keterlibatan warga Ngampel dalam operasional pabrik juga terdampak, khususnya bagi mereka yang memiliki armada angkut.
“Bukan cuma karyawan, tapi juga masyarakat yang punya truk atau armada angkutan bahan tambang. Semua ikut terdampak karena aktivitas logistik terhenti,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, penghentian operasional PT Semen Gresik Pabrik Rembang setelah 11 tahun beroperasi ini dipicu oleh penutupan akses jalan tambang oleh Pemerintah Desa Tegaldowo. Penutupan ini menyebabkan truk-truk pengangkut bahan baku tidak dapat keluar-masuk kawasan pabrik, sehingga aktivitas produksi semen lumpuh.
Astiadi berharap pihak perusahaan dan pemerintah segera memberikan klarifikasi dan solusi terkait permasalahan ini agar masyarakat yang terdampak bisa mendapatkan kejelasan dan bantuan.
“Kami belum tahu permasalahan pastinya. Mudah-mudahan segera ada titik terang,” pungkasnya.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)