KUDUS, Harianmuria.com – Bank Sampah Ganis Mulyo yang berlokasi di Dusun Kayuapu Kulon, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, berhasil membawa daerahnya meraih predikat Proklim Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia pada Agustus lalu.
Proklim Lestari adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada lokasi yang berhasil melaksanakan Program Kampung Iklim (Proklim) dengan baik.
Predikat ini diberikan kepada Dusun Kayuapu Kulon lantaran warga setempat bisa dengan kompak mengatasi permasalahan sampah di lingkungannya secara mandiri. Keberhasilan ini tak lepas dari adanya Bank Sampah Ganis Mulyo di dusun tersebut.
Pendiri Bank Sampah Ganis Mulyo, Ahmad Munaji, menerangkan bahwa bank sampah ini sudah didirikan sejak Januari tahun 2021 silam. Ia mengatakan, bank sampah ini tak hanya berusaha mengurangi sampah saja, melainkan juga membantu mengatasi permasalahan polusi udara.
Upaya mengatasi permasalahan polusi udara ini pun bekerja sama dengan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF). Seperti sistem bank sampah pada umumnya, masyarakat menyetorkan sampah yang dimiliki untuk kemudian ditimbang dan dihitung menjadi tabungan.
“Sampah yang anorganik akan kami setorkan ke pengepul, sedangkan sampah organik akan kami berikan ke pihak Djarum untuk diolah menjadi pupuk,” katanya.
Munaji membeberkan, setelah adanya bank sampah ini, masyarakat setempat tidak lagi melakukan pembakaran sampah di rumahnya masing-masing. Hal ini, kata dia, tentu saja membantu mengurangi adanya polusi udara.
Kemudian, Bank Sampah Ganis Mulyo juga mendapatkan bantuan tanaman dari BLDF. Bantuan tersebut berupa sekitar 2000 lebih bibit tanaman tabebuya, trembesi, flamboyan, tanjung, dan lainnya.
Bibit tanaman tersebut pun telah ditanam di kawasan Desa Gondangmanis dan desa sekitarnya. Bantuan bibit tanaman ini sendiri diberikan secara bertahap sebanyak tiga kali.
“Kualitas udara dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat ini kualitas udara di Dusun Kayuapu Kulon umumnya masih sangat baik dikarenakan tutupan vegetasi baik vegetasi non hutan, pekarangan dan juga RTH (Ruang Terbuka Hijau) sekitar 50 hektare, sehingga oksigen di sekitar sini banyak membantu keasrian desa,” paparnya.
Pihaknya pun berharap dengan adanya bank sampah ini bisa mendongkrak semangat masyarakat untuk peduli dengan lingkungan, terutama terkait masalah sampah.
“Harapannya nanti masyarakat semakin sadar bahwa dengan mengatasi permasalahan sampah secara bersama-sama, manfaatnya pun bisa dirasakan bersama, karena lingkungan yang baik akan menghasilkan generasi yang baik pula,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S. – Harianmuria.com)