BLORA, Harianmuria.com – Tingkat keaktifan kepesertaan BPJS Kesehatan di Kabupaten Blora mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh pembaruan data yang dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) melalui sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pati, Wahyu Giyanto, yang wilayah kerjanya mencakup Pati, Blora, dan Rembang.
“Kepesertaan BPJS Kesehatan di Kabupaten Blora masih tinggi, yaitu mencapai 98,11 persen dari total jumlah penduduk,” jelas Wahyu, Senin (2/6/2025).
Meski kepesertaan menyentuh angka hampir maksimal, tetapi tingkat keaktifan peserta BPJS Kesehatan di Blora pada bulan April 2025 hanya sebesar 70 persen, masih di bawah standar nasional yang ditetapkan sebesar 80 persen.
“Kami sedang mengupayakan agar tahun ini keaktifan peserta bisa mencapai target nasional,” ujar Wahyu.
Menurutnya, penurunan keaktifan peserta BPJS disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya peserta mandiri (Pekerja Bukan Penerima Upah/PBPU) yang tidak rutin membayar iuran atau menunggak, dan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK) yang datanya tidak lagi tercantum dalam DTKS Kemensos setelah proses validasi ulang.
“Banyak peserta nonaktif berasal dari PBI-JK, dan itu bukan karena BPJS menonaktifkan, tapi akibat data yang diperbarui oleh Kemensos,” terang Wahyu.
Wahyu juga menyoroti kondisi peserta BPJS mandiri di Blora, di mana sekitar 40 persen dari total PBPU tidak aktif. Sementara hanya 60 persen yang masih aktif membayar iuran secara rutin.
“Kebanyakan peserta mandiri tidak aktif karena adanya tunggakan iuran,” jelasnya lagi.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)