REMBANG, Harianmuria.com – Pemkab Rembang menargetkan zero stunting pada tahun 2024 mendatang. Hal itu diucapkan Bupati Rembang Abdul Hafidz dalam acara Loka Karya Mini (Minlok) pengukuhan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) tingkat Kecamatan se- Kabupaten Rembang di Pendopo Museum Kartini, Rabu (10/8).
Mengingat dampak dari stanting sendiri yang disinyalir dapat membuat penderitanya mengalami penurunan kecerdasan. Menurut Hafidz, hal itulah yang menjadi momok besar bagi keberlangsungan bangsa Indonesia terkhusus masyarakat kabupaten Rembang.
“Untuk itu program penanganan stunting menjadi program prioritas pemerintah. Apalagi data yang disampaikan kemarin per 100 ribu anak yang lahir di Indonesia yang mengalami stunting sebanyak 350 anak . Kalau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, maka ini akan mengancam keberlangsungan bangsa kita,“ kata dia.
Hafidz menjelaskan beberapa upaya sudah dilakukan untuk menekan angka stunting. Hasilnya, saat ini angka prevalensi stunting di kabupaten Rembang menyisakan 14 persen. Namun pihaknya masih belum berpuas diri dengan angka prevalensi stunting sehingga pada tahun 2024 nantinya Kabupaten Rembang harus bisa mencapai 0 persen atau zero stunting.
“Saya berharap ini rata-rata kalau per tahun kita bisa menurunkan 5 persen, berarti 2 tahun kedepan kita akan selesai 0 persen. Ini TPPS tingkat kecamatan menjadi garda terdepan karena harus konsolidasi sampai ke tingkat desa,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengungkapkan Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada kurun tahun 2030-2040. Dimana masyarakat Indonesia akan didominasi oleh usia produktif (usia 15-64 tahun) dibandingkan usia non produktif.
Oleh karena itu, Hanies mewanti-wanti agar masalah stunting benar-benar teratasi untuk menyongsong abad bonus demografi. Meski angka prevalensi stunting sudah melampaui target nasional, pihak harus tetap mengejar target kabupaten Rembang zero stunting 2024.
“Meskipun ini sudah sedikit atau sudah hampir melampaui target, kita tidak boleh berdiam diri. Karena ancaman itu (stunting) masih tetap terus ada,” pungkasnya. (Lingkar Network | mir | Harianmuria.com)