JEPARA, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menggelar Rembuk Stunting dalam Rangka Meningkatkan Sinergitas dan Konvergensi Penurunan Stunting di Kabupaten Jepara di Gedung Shima Jepara pada Rabu (8/3).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta yang dihadiri perwakilan puskesman, kecamatan, dan desa secara virtual.
Konvergensi ini menjadi bagian upaya meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam pencegahan penurunan stunting.
Pada kesempatan itu, Edy Supriyanta mengajak seluruh komponen masyarakat dan perangkat daerah untuk meningkatkan konvergensi penurunan angka stunting di Kabupaten Jepara.
“Perlu kerja cepat dan nyata. Libatkan semua stakeholder masyarakat hingga di tingkat bawah untuk penanganan stunting,” ungkap Edy.
Menurutnya, upaya penurunan stunting harus lebih efektif, sistematis, dan terencana. Sebab penurunan prevalensi stunting ditarget minimal 14 persen pada 2024 mendatang.
“Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, kita telah mampu menurunkan 6,8 persen angka prevalensi stunting ke angka 18,2 persen dari sebelumnya sebesar 25 persen pada tahun 2021. Sehingga, masih perlu menurunkan 4,2 persen lagi untuk mencapai minimal target 2024 nanti. Saya minta, pertahankan dan perkuat sinergi dan kolaborasi pentahelix (akademisi, swasta, masyarakat, pemerintah, dan media) antarsektor. Baik sektor kesehatan maupun non kesehatan,” jelasnya.
Edy menyebutkan, hingga tahun 2024 nanti pihaknya akan memperluas wilayah prioritas pencegahan stunting menjadi 60 desa. Maka dari itu, perangkat daerah diminta kooperatif dan melakukan sinkronisasi program kegiatannya.
“Sekarang kita sudah tidak berbicara masalah data, tapi apa yang harus kita lakukan untuk penanganan stunting,” ujarnya.

Selain itu, dirinya juga meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan untuk melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta peran Tim Pendamping Keluarga (TPK), Kader Pembangun Manusia (KPM), dan Kader Posyandu untuk menghidupkan kegiatan posyandu. Hal ini ia sampaikan mengingat peranan posyandu yang menjadi garda terdepan dalam mendeteksi stunting sejak dini.
“Saya minta para Camat untuk memastikan alokasi Dana Transfer Desa dan dana yang dikelola kelurahan untuk kegiatan penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa/kelurahan. Lewat 5 paket layanan pokok, yaitu layanan kesehatan ibu dan anak (KIA), konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, sanitasi, dan air bersih serta layanan pendidikan anak usia dini,” terang Edy.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara Edy Sujatmiko mengatakan bahwa penanganan stunting saat ini menjadi prioritas nasional. Pihanya menyebutkan, penanganan stunting terdiri dari dua bagian, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Untuk memacu penurunan prevalensi stunting yang telah ditargetkan, Edy Sujatmiko berharap penanganan stunting dapat dimasukkan dalam indikasi lomba desa.
“Sehingga penanganan stunting di tingkat desa ini dilakukan secara serius,” tegas Edy Sujatmiko. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Harianmuria.com)