BLORA, Harianmuria.com – Kementerian Pertanian (Kementan) RI akan mendatangkan masing-masing 200.000 sapi perah dan pedaging ke sejumlah wilayah di Indonesia yang siap menerima proyek strategis nasional (PSN). Hal itu bertujuan untuk mengembangkan subsektor peternakan menuju swasembada pangan.
“Kami menargetkan mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu sapi pedaging pada tahun 2025. Penambahan ini akan mencapai 1 juta ekor sapi perah dan 1 juta ekor sapi pedaging dalam lima tahun ke depan,” ucap Direktur Jenderal (Dirjen) PKH Agung Suganda dalam sosialisasi Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) yang diterima di Blora, belum lama ini.
Nantinya, Kabupaten Blora jadi salah satu wilayah yang akan menjadi tempat pengembangan subsektor peternakan itu. Sebab seperti yang diketahui bahwa Kabupaten Blora menjadi salah satu kabupaten dengan populasi terbesar se-Jawa Tengah.
Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkap bahwa Kabupaten Blora dipilih sebagai lokasi pelaksanaan pengembangan swasembada pangan itu.
“Kalau di Jawa Tengah ini ada di Blora. Kemudian ada di beberapa kabupaten yang lain. Nanti kami bisa berikan,” ucapnya dalam kegiatan Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan Provinsi Jateng di Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa, 31 Desember 2024 lalu.
Menurutnya, selain untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging di Indonesia, impor sapi perah dan pedaging itu juga untuk mendukung program makan bergizi gratis yang akan dijalankan tahun ini.
“Kita sudah swasembada telur dan swasembada daging ayam. Sehingga kita tidak perlu adanya impor. Hanya untuk kebutuhan daging dan susu memang kita masih cukup besar kebutuhan impornya,” katanya.
Dibeberkannya bahwa selama ini Indonesia selalu mengimpor 80 persen susu yang dikonsumsi masyarakat. Untuk itu, Kementan menginisiasi untuk mendatangkan indukan sapi hidup.
“Sudah kami ajukan ke Presiden dan sudah ditandatangani. Tinggal nunggu diundangkan sehingga kami bisa mendatangkan sapi hidup dari Brazil dengan total 5 tahun ini kita dapatkan 2 jtua ekor,” ujarnya.
Sudaryono pun menegaskan bahwa impor sapi itu tidak dibiayai pemerintah mellaui APBN. Melainkan pihaknya membuka keran investasi bagi pengusaha.
“Tidak menggunakan APBN. (Upaya ini) dengan membuka kesempatan bagi private sektor. Apakah swasta, BUMN, koperasi baik di dalam dan luar negeri untuk berinvestasi peternakan sapi itu di Indonesia,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman menuturkan bahwa secara teknis, Kabupaten Blora siap menerima program nasional pengembangan sapi itu.
“Melihat potensi yang ada saat ini, secara teknis kami siap jika Kabupaten Blora dijadikan titik pengembangan sapi secara nasional,” ujar Ngaliman saat ditemui di kantornya, Jumat, 3 Januari 2025.
Dengan populasi sapi terbesar se-Jawa Tengah, ia yakin Blora bisa menjadi daerah yang paling berpotensi untuk pengembangan sapi perah maupun pedaging.
“Yang jelas kami masih menunggu kepastian dari kementerian. Jika kami ditunjuk, kami pastikan siap melaksanakan,” tegas Ngaliman.
Ngaliman pun berkomitmen untuk memberikan dampak yang positif untuk mendukung swasembada pangan.
“(Kami akan beri dampak positif) dari sisi tenaga kerja, pertanian dan sektor ekonomi,” terangnya.
Kendati demikian, hingga kini dia masih belum tahu berapa ekor sapi yang akan dikembangkan di Kabupaten Blora.
“Kita tunggu saja. Kalau benar pasti akan kita rilis ke kawan-kawan media,” pungkasnya. (Hanafi/Harianmuria.com)