PEKALONGAN, Harianmuria.com – Warga Kelurahan Padukuhan Kraton, Kota Pekalongan, menunjukkan cara inovatif dalam mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus mendukung pertanian perkotaan (urban farming).
Tanaman eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai gulma dan mencemari sungai, kini berhasil mereka manfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik yang ramah lingkungan.
Lurah Padukuhan Kraton Widya Putry Nugroho menjelaskan, inisiatif ini muncul sebagai solusi ganda untuk mengatasi limbah eceng gondok dan memenuhi kebutuhan pupuk alami bagi kegiatan urban farming di wilayahnya. Warga mengolah eceng gondok berukuran pendek menjadi kompos dengan proses yang cukup sederhana.
“Kami di sini memanfaatkan eceng gondok menjadi kompos untuk kegiatan urban farming. Meskipun jumlah yang dihasilkan belum banyak, kegiatan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan,” kata Putry belum lama ini.
Menurut Putry, proses pembuatan kompos dimulai dengan mencacah eceng gondok. Hasil cacahan kemudian dicampur dengan tanah atau sekam dengan perbandingan satu karung eceng gondok untuk satu karung tanah atau sekam. Tanpa perlu tambahan bahan lainnya, campuran ini akan menjadi kompos siap pakai dalam waktu sekitar dua minggu.
Dari satu karung eceng gondok yang diolah bersama satu karung tanah, dapat dihasilkan dua karung kompos. Hasil kompos ini kemudian dimanfaatkan langsung oleh warga untuk kegiatan pertanian di lingkungan rumah mereka.
“Alhamdulillah, kompos yang kami buat ini sangat membantu dalam mengakomodasi kegiatan urban farming warga. Untuk saat ini, kami belum bisa memproduksi dalam jumlah besar untuk dipasarkan,” imbuhnya.
Putry menambahkan, eceng gondok memiliki kandungan berbagai unsur hara yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, sehingga sangat potensial sebagai bahan baku pupuk organik.
“Melalui pengolahan yang tepat, tanaman air yang dulunya menjadi masalah kini bertransformasi menjadi sumber daya berharga untuk mendukung pertanian kota yang berkelanjutan,” pungkasnya.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)