PATI, Harianmuria.com – Bupati Pati Sudewo bakal merasionalisasi pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening Pati, menyusul terungkapnya skandal penipuan rekrutmen pegawai yang melibatkan mantan pegawai PDAM tersebut.
Sudewo mengatakan, penangkapan oknum yang melakukan penipuan bermodus memasukkan pegawai di PDAM dengan syarat menyetor sejumlah uang harus diusut tuntas sampai ke akar-akarnya.
“Saya berharap Polresta Pati menyusut secara tuntas sampai ke aktor intelektualnya. Memang ditengarai semua yang ada di sana adalah unsur sogok-menyogok,” ungkapnya, Jumat (2/5/2025).
Sudewo mengungkapkan, rasionalisasi akan dilakukan terhadap pegawai PDAM Tirta Bening Pati. Ratusan karyawan yang terbukti masuk melalui jalur sogok-menyogok akan dipecat.
“Oh pasti, pasti (dikeluarkan). Kita rampungkan, mungkin ratusan (karyawan) akan saya keluarkan,” tegasnya.
Baca juga: Skandal Rekrutmen Pegawai PDAM Pati, Bupati Dukung APH Usut Tuntas
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan pegawai PDAM Tirta Bening Pati berinisial JDF (34) ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penipuan dan penggelapan.
JDF menjadi tersangka dengan modus menjanjikan kepada korban untuk bisa dimasukkan menjadi pegawai tenaga harian lepas di PDAM Pati dengan membayar biaya Rp100 juta.
Baca juga: Tipu Korban Bisa Kerja Asal Bayar Rp100 Juta, Eks Pegawai PDAM Pati Ditangkap Polisi
Berdasarkan pengakuan JDF, sebelumnya ia berhasil memasukan sejumlah karyawan untuk bekerja di PDAM Pati dengan upeti Rp 100 juta. Uang upeti itu kemudian disetorkan ke Direktur PDAM Pati sebanyak Rp65 juta, dan ia sendiri mengantongi Rp 35 juta.
“Dari dulu (sejak 2021) memang sering bawa orang ke situ. Masuk. Lewat direktur saya,” tutur JDF kepada awak media di Mapolresta Pati, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: Namanya Terseret Kasus Penipuan Rekrutmen Pegawai, Direktur PDAM Pati Bantah Pernyataan Tersangka
Direktur PDAM Pati Bambang Sumantri sendiri telah menepis tudingan yang tertuju padanya. Ia mengatakan, saat JDF melakukan aksinya, JDF mengaku diperintah pimpinan – yang mana pimpinannya adalah Kabag, sementara JDF kala itu adalah Kasubag.
“Tidak benar (pernyataan tersangka). Kebanyakan di sini tidak menggunakan uang. Prosesnya (rekrutmen) di sini siapapun yang melamar silakan. Orang-orang yang sudah kena tipu tersebut, lamarannya tidak sampai ke sini,” tandas Bambang.
(SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)