SUKOHARJO, Harianmuria.com – Ribuan pekerja Sritex berkumpul di kawasan pabrik di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Jumat (28/2/2025) pagi. Mereka datang bukan untuk bekerja, tetapi untuk menghadiri acara perpisahan antarkaryawan setelah resmi terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Sukoharjo dinyatakan tutup permanen per 1 Maret 2025 karena pailit. Di hari pertama Ramadan 1446 H tersebut, sebanyak 10.665 pekerjanya kena PHK massal.
İsak tangis para pekerja pun terdengar bersautan. Suasana haru makin terasa ketika para pekerja beramai-ramai teriak ‘lulus’ saat meninggalkan gerbang utama pabrik tekstil terbesar di Indonesia itu.
Beberapa dari mereka mencoret-coret seragam kerja dengan tanda tangan dan nama masing-masing sebagai kenangan. Sebagian lainnya tampak sibuk mengemasi barang-barang pribadi yang masih ada di pabrik untuk dibawa pulang.
Warti, yang telah bekerja selama 25 tahun di Sritex mengaku menangis saat mendengar dirinya kena PHK. Ditambah lagi, anak-anaknya masih kecil dan butuh biaya pendidikan.
“Dengar kena PHK saja, hati saya sakit menangis. Keluarga ikut menangis, sedih. Anak masih sekolah, bingung. Anak-anak juga syok,” ucapnya.
PHK massal ini juga tentu sangat menyesakkan bagi para pekerja. Apalagi, PHK terjadi bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri, saat di mana mereka seharusnya bahagia karena akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).
Mengenai THR, Kepala Disperinaker Sukoharjo Sumarno mengatakan pihak perusahaan akan tetap memberikannya. Sementara pesangon para karyawan diambil alih kurator, dan jaminan hari tua (JHT) karyawan menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan.
“Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 10.665 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab kurator, sedangkan jaminan hari tua menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Sumarno dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pemerintah telah mendelegasikan tugas kepada Menteri Ketenagakerjaan Yassierli. Saat ditanya soal nasib pesangon para karyawan Sritex, ia juga hanya menjawab singkat.
“Nanti kita (pemerintah) tanya pada tim kurator. Tim kurator nanti dicek oleh Pak Menaker (Yassierli),” kata Airlangga seperti dikutip Antara, Jumat (28/2/2025).
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat pada Januari 2025, PHK menyasar 1.065 karyawan anak usaha Sritex Group, PT Bitratex Semarang. Kemudian pada Februari 2025, jumlah karyawan kena PHK mencapai 9.604 orang.
Sebanyak 9.604 karyawan tersebut terdiri 8.504 di PT Sritex Sukoharjo, 956 orang di PT Primayuda Boyolali, 40 orang di PT Sinar Panja Jaya Semarang, dan 104 orang di PT Bitratex Semarang.
(YUYUN HU – Harianmuria.com)