SEMARANG, Harianmuria.com – Polda Jateng menegaskan akan menangani kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan bayi berusia dua bulan berinisial NA dengan profesional dan transparan. Kasus tersebut melibatkan Brigadir AK, oknum anggota Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Jateng.
Dalam menangani kasus tersebut, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng telah menggandeng Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) guna memastikan keamanan saksi dan keluarga korban dalam memberikan keterangan selama proses penyidikan.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyatakan, keterlibatan LPSK merupakan bentuk perlindungan terhadap saksi agar dapat memberikan keterangan tanpa tekanan.
“Kami telah berkoordinasi dengan LPSK untuk menjamin keselamatan para saksi, Ini adalah langkah konkret dalam memastikan proses hukum dapat berjalan secara transparan dan tanpa intimidasi,” ungkapnya, Kamis (13/3/2025).
Sementara itu, Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, penyidik terus berupaya menyelesaikan perkara ini dengan secara profesional.
“Kami memastikan saksi dapat memberikan keterangan secara aman dan nyaman. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan LPSK agar tidak ada tekanan dari pihak mana pun,” jelasnya.
Sebelumnya, Polda Jateng telah melakukan sejumlah langkah dalam penanganan perkara ini. Proses ekshumasi terhadap jenazah korban telah dilakukan sebagai bagian dari pengumpulan alat bukti.
Selain itu, status kasus telah resmi dinaikkan ke tahap penyidikan setelah ditemukan bukti permulaan yang cukup. Sementara itu, terlapor, Brigadir AK, telah ditempatkan di ruang khusus (patsus) selama 30 hari guna kepentingan penyidikan lebih lanjut.
Dengan melibatkan LPSK dalam proses penanganan perkara, Kombes Artanto kembali menegaskan komitmen Polda Jateng untuk menangani kasus ini dengan profesional, transparan, dan berkeadilan.
“Kami memastikan seluruh proses hukum berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan keterlibatan LPSK, diharapkan para saksi dapat memberikan keterangan dengan aman sehingga perkara ini dapat dituntaskan secara objektif,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Brigadir AK diduga membunuh bayi laki-laki berusia dua bulan yang tak lain anak kandungnya sendiri. Bayi tersebut hasil hubungannya dengan perempuan berinisial DJP (24), yang melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.
(SYAHRIL MUADZ – Harianmuria.com)