KUDUS, Harianmuria.com – Pertamina akan segera melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melalui platform milik Pertamina. Platform ini bisa diakses melalui website Pertamina dan aplikasi MyPertamina.
Namun, warga mulai mengeluhkan kebijakan tersebut. Sejumlah warga mengaku gagap teknologi (gaptek), sehingga kesulitan menerapkan kebijakan baru itu.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga Kudus, Sri Wati (34) yang merupakan warga Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Dirinya mengatakan, bahwa pembelian BBM melalui website atau pun melalui aplikasi MyPertamina terbilang ribet. Menurutnya, hal itu hanya mempersulit warga saat akan membeli BBM bersubsidi.
Banyak ASN Pensiun, Pemkab Kudus Masih Butuh Tenaga Honorer
“Ribet, sepertinya dipersulit, tidak nyaman, dan tidak memuaskan pelanggan,” ungkapnya.
Bahkan, dirinya memilih harga BBM bersubsidi dinaikkan saja ketimbang harus membeli BBM melalui platform Pertamina. Ia mengaku tidak bisa melakukan pembelian BBM jika harus lewat website maupun aplikasi MyPertamina.
“Kalau saya disuruh pilih, mending harga dinaikkan saja tidak masalah. Yang penting tidak usah pakai HP, soalnya sulit,” sebutnya.
Terpisah, Sugianto (46) warga Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus mengatakan bahwa dirinya tidak setuju untuk membeli BBM lewat handphone. Dirinya mengaku lebih memilih membeli secara langsung seperti biasanya.
“Kalau beli lewat HP itu banyak kesulitan, apalagi kalau tidak punya HP. Paling nyaman ya beli secara langsung, tidak harus daftar dulu,” ungkapnya.
Sementara itu, Dewi Zuliana (36), warga Kelurahan Langgardalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus mengatakan bahwa, pembelian lewat platform Pertamina menyulitkan masyarakat. Ia menyebut, masyarakat yang sudah tua akan kesulitan membeli BBM jika harus melalui HP.
“Ribet dan kelamaan kalau pakai hp. Kalau yang muda mungkin bisa pakai aplikasi, kalau yang tua kan memilih yang gampang,” ucapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Harianmuria.com)