BLORA, Harianmuria.com – Penjual bensin eceran dan ojek pengkolan menolak kebijakan pemerintah yang mengharuskan menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar. Mereka menilai aturan tersebut berbelit dan menyulitkan masyarakat menengah ke bawah untuk mendapatkan BBM.
Sumarni (48), penjual bensin eceran mempertanyakan kebijakan tersebut.
“Satu sisi, kebijakan itu sangat bagus agar pertalite tepat sasaran. Akan tetapi, di sisi lain pemerintah harus memahami bahwa nggak semua orang peka (paham) teknologi. Ya kasihan orang-orang yang penjual bensin eceran selain saya, belum peka teknologi. Masa mau beli bensin saja ribet gitu, harus pakai aplikasi,” ungkapnya, Kamis (30/6).
Beli BBM Subsidi Pakai MyPertamina, Warga Kudus: Ribet
Hal senada juga disampaikan oleh Sukir (52), tukang ojek pangkalan. Ia mengatakan bahwa, kebijakan tersebut bakal semakin menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan BBM. Sementara, harga Pertamax naik dan sulit dijangkau masyarakat kalangan menengah ke bawah.
“Kalau pakai aplikasi kan harus top up dulu. Lebih baik biasa saja. Nggak semua orang bisa pakai aplikasi, dan saya kurang sepakat ya, walaupun saya peka teknologi. Cuman, kasihan sama orang- orang ini, belum peka teknologi. Yang kayak gitu kan ribet,” ungkapnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Harianmuria.com)