PATI, Harianmuria.com – Kerusakan Jalan Lahar-Tlogowungu di Kabupaten Pati, Jawa Tengah menuai kritik lantaran kondisinya yang memprihatinkan hingga memaksa pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas.
Warga pun menyampaikan protes melalui spanduk berisi tulisan-tulisan satir yang terpampang di sepanjang Jalan Lahar-Tlogowungu. Protes ini menggambarkan kekecewaan warga terhadap lambatnya penanganan kerusakan jalan.
Beberapa tulisan tersebut di antaranya berbunyi, “Pastikan kendaraan Anda bisa terbang melewati jalan ini”, “Jalan ini tak semulus janji DPR-ku”, hingga “Katanya ada pemda, jalan rusak aja dibiarkan saja”.
Muttaqin salah satu warga mengaku pernah terperosok saat melintasi jalan rusak tersebut. Ia khawatir risiko kecelakaan yang lebih besar jika jalan tidak segera diperbaiki, terutama saat musim hujan.
“Saya khawatir kalau tidak segera diperbaiki nanti banyak yang terperosok, apalagi kalau hujan seperti ini jalannya licin,” ujar Muttaqin di Pati, Selasa (21/1/2025).
Senada, Akhlis seorang pengendara berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret. Ia juga menyoroti pentingnya drainase agar jalan tidak cepat rusak akibat air hujan.
“Harapannya jalan rusak ini segera diperbaiki oleh pemerintah. Biar tidak cepat rusak diterjang air, di sepanjang jalan juga harus dibuatkan drainase,” ucapnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati Hasto Utomo menyatakan bahwa perbaikan Jalan Lahar-Tlogowungu telah masuk dalam anggaran tahun 2025. Pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,47 miliar dari APBD untuk perbaikan Jalan Lahar-Tlogowungu menggunakan aspal hotmix.
“Anggaran Rp 1,4 miliar cukupnya aspal hotmix. Tapi nanti kalau ada penambahan anggaran bisa pakai beton,” kata Hasto.
Sebelumnya, lanjut Hasto, jalan tersebut sempat mendapatkan bantuan perbaikan pada tahun 2023 melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023. Namun, hingga kini masih ada sekitar 800 meter jalan di Desa Lahar yang rusak dan menjadi prioritas perbaikan.
“Rencana Maret setelah pelantikan bupati terpilih (perbaikan jalan, red). Karena ini ada surat edaran dari Mendagri dan Menkeu untuk menunda pengadaan barang jasa, menunggu arahan lebih lanjut terkait dana transfer daerah,” jelasnya. (SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)