PATI, Harianmuria.com – Sekolah Alfa Kids di Desa Ngablak, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mempunyai cara unik untuk menghindarkan anak-anak dari kecanduan gadget dan jajanan tidak sehat.
Ketua Yayasan Ponpes Al-Fadholi Rubiah menjelaskan bahwa Sekolah Alam Alfa Kids memberikan pembelajaran aktif dan menyenangkan. Belajar di sekolah alam ini, para siswa lebih banyak melakukan pembelajaran menggunakan metode action learning, yaitu anak belajar melalui pengalaman. Sistem ini diklaim mampu menghindarkan para siswa dari kecanduan gadget.
Sekolah Alam Alfa Kids ini juga menerapkan peraturan bahwa anak-anak dilarang untuk membeli jajanan di luar sekolah. Tujuannya agar para murid dapat mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
“Selain itu, dalam pembelajarannya anak dilarang membeli jajanan dari luar sekolah. Sehingga mampu menghindarkan sang buah hati dari jajanan yang tidak sehat,” ujar Rubiah, Senin (29/5).
Perlu diketahui, sekolah alam ini berada di bawah Yayasan Ponpes Al-Fadholi yang terintegrasi dengan pondok pesantren, sehingga baik ilmu agama maupun akademik sama-sama diajarkan di sana.
“Di sini juga anak diajarkan jiwa entrepreneurship. Dengan cara berkebun dan merawat tanaman dengan bercocok tanam langsung di ladang. Dilanjutkan dengan market day, yang digelar sebulan sekali. Di sini anak diajarkan menjual berbagai macam jajanan dan bertransaksi langsung dengan pembeli. Sehingga jiwa kewirausahaan bagi para siswa tertanam sejak dini,” tutur Rubiah.
Ia menyebut, terdapat sekitar 150 anak yang sedang aktif belajar di Alfa Kids. Mereka tidak hanya berasal dari Pati tapi juga luar daerah seperti Jepara.
Seperti Muhammad Nurhadi, wali murid asal Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Menurutnya, metode belajar yang diterapkan di sekolah ini berbeda dari yang lain.
“Dengan belajar secara langsung, mereka akan belajar lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif,” ucap Nurhadi.
Ia pun mengatakan, memanfaatkan alam sebagai media belajar akan melatih murid menjadi lebih peduli dengan lingkungan dan bisa menerapkan pengetahuan yang dipelajari.
“Seperti bercocok tanam langsung ke kebun, sawah lalu bermain di sungai, dan anak-anak suka itu,” imbuh Nurhadi.
Tak kalah penting, pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama ini tentunya memiliki nilai lebih.
“Diantaranya anak akan menjadi lebih imajinatif, kreatif, dan variatif. Anak juga akan mendapatkan stimulan, lebih mampu bekerja sama, lebih mandiri dan membuat anak lebih bijak dan berkarakter,” ujar Nurhadi. (Lingkar Network | Harianmuria.com)