KAB. SEMARANG, Harianmuria.com – Warga Kedungglatik yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung kini telah direlokasi ke Borrow Area di Desa Candirejo, Kabupaten Semarang.
Bendungan Jragung merupakan PSN yang akan difungsikan untuk mengatasi sejumlah masalah seperti kekeringan, penanganan banjir, hingga ketahanan pangan yang pembangunan konstruksinya ditarget rampung pada Oktober 2025.
Adapun warga yang terdampak pembangunan dan telah dipindahkan atau direlokasi ke Borrow Area yakni warga Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
“Seluruh warga di Dusun Kedungglatik yang terkena dampak pembangunan Bendungan Jragung ini sudah direlokasi semuanya di Borrow Area yang juga ada di Desa Candirejo,” ungkap Kepala Desa (Kades) Candirejo, Haryoto, Jumat (3/1).
Ditegaskannya bahwa fasilitas di Borrow Area sudah lengkap. Menyisakan keberadaan air bersih yang masih jadi kendala.
“Berbagai usaha sudah dilakukan, mulai dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sudah melakukan pengeboran sumber mata air sebanyak dua kali di titik berdekatan dengan Borrow Area, tapi masih nihil hasilnya,” jelasnya.
Guna mengatasi hal tersebut, maka sementara waktu akan dilakukan dropping air dari wilayah luar Borrow Area. “Karena kalau musim hujan seperti ini, air di wilayah sekitar Borrow Area masih mudah didapatkan,” imbuhnya.
Disinggung soal Dusun Kedungglatik yang sempat diterjang banjir imbas pembangunan bendungan, Haryoto menuturkan bahwa saat ini hanya tersisi kandang hewan ternak di wilayah itu.
“Kalau untuk warga saat banjir kemarin sudah pindah semuanya di Borrow Area. Jadi tidak ada warga yang terdampak dari banjir beberapa hari lalu,” sebut Haryoto.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo mengungkap bahwa pembangunan konstruksi Bendungan Jragung sudah mencapai 80,2 persen.
“Kami pada kesempatan kali ini juga meminta kepada BBWS Pemali Juana sebagai penanggung jawab pembangunan Bendungan Jragung untuk segera mempercepat fungsional jaringan irigasi yang bersumber dari Bendungan Jragung ini. Yang utama adalah support Daerah Irigasi (DI) Jragung yang diharapkan dapat menyuplai air irigasi di sini,” terang dia.
Hal itu ditujukan, supaya petani di sekitar wilayah Bendungan Jragung mampu melakukan tiga kali masa tanam dari DI Jragung.
“Dengan demikian nanti bisa tiga kali masa tanam di sini, sebagai bentuk upaya kami mendukung program ketahanan pangan, selain itu di sekitar Bendungan Jragung ini akan ada tambahan luas tanam 475 hektare (ha), bebernya.
Menteri Dody mengimbuhkan bahwa pada tahun 2025 Kementerian PU juga akan menyiapkan DI baru yang bersumber dari Bendungan Jragung. Dengan demikian, pada awal tahun 2026 nanti, setelah proses impounding (penggenangan air) selesai dilaksanakna, maka Kementerian Pertanian (Kementan) bisa mulai mencetak sawah.
“Bendungan ini kita sebut sebagai irigasi premium. Jadi kalau ada bendungan, ada irigasinya kita bisa mengharapkan tiga kali tanam,” harap Menteri Dody.
Sebagai informasi, Bendungan Jragung memiliki kapasitas tampung 90 juta meter kubik (m)3 dan luas genangan 451 hektare. Fungsi utamanya untuk menyuplai air bagi daerah irigasi Jragung seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, hingga Kabupaten Grobogan.
“Selain itu, bendungan ini akan bermanfaat sebagai sumber air baku sebesar 1.000 liter yang terbagi untuk wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter per detik, Kabupaten Grobogan 250 liter perdetik, dan Kabupaten Demak 250 liter per detik,” lanjutnya.
Bendungan Jragung juga diproyeksikan sebagai infrastruktur pengendali banjir sebesar 880 hektare, berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 90 megawatt (Mw), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 1,4 megawatt.
“Untuk kontrak pembangunan Bendungan Jragung ini ditandatangani pada akhir 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah proses penyiapan lahan. Anggaran pembangunan Bendungan Jragung bersumber dari APBN senilai Rp 3 triliun dengan pelaksanaan pekerjaan yang terbagi menjadi tiga paket pekerjaan,” imbuh Menteri Pekerjaan Umum itu.
Terkait pengerjaannya, sambung dia, Paket I dikerjakan oleh jasa PT Waskita Karya, Paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO), dan Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO). (Hesty Imaniar/ Harianmuria.com)