KUDUS, Harianmuria.com – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus bersama komunitas Lembaga Animal Indonesia (LAI) melakukan sterilisasi massal terhadap kucing liar, Selasa (8/4/2025).
Menurut Kepala Dispertan Kudus Didik Tri Prasetiyo, sterilisasi massal ini dilakukan untuk menekan populasi kucing liar di Kabupaten Kudus, terutama di kawasan perkotaan.
Program sterilisasi ini dijalankan dengan metode TNR (Trap-Neuter-Return), yakni menangkap kucing liar, melakukan sterilisasi, dan mengembalikannya ke habitat semula setelah pemulihan.
“Layanan sterilisasi kucing liar ini dilakukan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kudus,” kata Didik, Selasa (8/4/2025).
Ia mengungkapkan, sebagian layanan sterilisasi belum dapat diberikan secara gratis kepada masyarakat umum. Namun, Dispertan Kudus membuka akses bagi kalangan tertentu dengan dukungan dari komunitas.
“Sterilisasi untuk kucing liar bisa kami layani di Puskeswan, tetapi layanan gratis biasanya dilakukan bersama komunitas. Kami sangat mengandalkan kerja sama ini karena anggaran APBD masih terbatas,” ujarnya.
Kepala Bidang Peternakan Dispertan Kudus Arin Nikmah menambahkan, sterilisasi ini difokuskan untuk mengendalikan populasi kucing liar yang berisiko mengganggu kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
“Sterilisasi hanya untuk kucing liar yang tidak memiliki pemilik. Kami ingin populasi bisa dikendalikan agar tidak menjadi masalah baru di ruang publik,” jelasnya.
Arin mengatakan, masyarakat yang ingin mensterilkan kucing peliharaan di Puskeswan tetap dikenakan biaya sesuai ketentuan. Selain itu, proses layanan harus melalui janji temu terlebih dahulu.
“Kalau untuk kucing peliharaan, (sterilisasi) tetap berbayar. Fokus kami adalah pada pengendalian populasi liar. Untuk kucing-kucing di jalanan, kami memberikan layanan gratis bersama komunitas,” imbuhnya.
Program yang telah berjalan selama dua tahun ini tidak hanya menyediakan prosedur sterilisasi, tapi juga pemberian obat-obatan pasca-operasi bagi kucing liar. Hingga kini, lebih dari 300 ekor kucing liar telah berhasil disterilkan di berbagai lokasi strategis.
“Pasar, pusat olahraga, dan kawasan perkantoran menjadi lokasi prioritas kami karena jumlah kucing liarnya cukup tinggi,” tutur Arin.
(NISA HAFIZHOTUS SYARIFA – Harianmuria.com)