PATI, Harianmuria.com – Gagal panen atau puso yang diakibatkan banjir bakal memengaruhi penyerapan gabah lokal yang dilakukan Bulog Kantor Cabang Pati. Pasalnya, puso dapat mempengaruhi kuantitas gabah yang dihasilkan petani.
“Penyerapan gabah akan terdampak jika terdapat petani yang mengalami puso. Gabah yang dihasilkan petani pasti sedikit karena puso,” kata Pemimpin Bulog Kantor Cabang Pati Nur Hardiansyah, Selasa (11/2/2025)
Menurutnya, jumlah pasokan gabah dari petani juga dapat membentuk harga di pasaran. Dengan makin sedikitnya gabah yang dihasilkan petani maka akan makin tinggi harga gabah jika permintaan di pasaran mengalami kenaikan.
“Intinya kalau Bulog itu pasti terdampak, karena saat puso kan membentuk harga ya, saat banyak yang gagal otomatis harga pasar pasti naik, sedangkan untuk Bulog penyerapannya kan dipatok untuk beras Rp12 ribu, Gabah Kering Panen (GKP) Rp650 ribu,” jelasnya.
Lebih lanjut, harga gabah yang tinggi dapat menyulitkan Bulog dalam penyerapan gabah lokal. “Lebih sulit untuk menyerap gabah karena memang untuk kebutuhan luar itu sudah tinggi. Nah kalau panennya banyak itu harganya turun atau sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) nanti kita lebih mudah untuk menyerapnya,” paparnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan bahwa banjir yang terjadi di Wilayah Sukolilo pada Minggu (9/2/2025) telah menyebabkan petani di beberapa desa mengalami puso. Akibat banjir tersebut, petani terpaksa memanen padi miliknya dalam kondisi basah dan tidak maksimal, sehingga memengaruhi kualitas gabah yang dihasilkan.
“Ada beberapa desa di Kecamatan Sukolilo yang terendam, salah satunya Desa Kasiyan. Beberapa sawah yang berada di Desa Poncomulyo Kecamatan Sukolilo seharusnya hampir panen, tinggal lima sampai sepuluh hari lagi, tapi justru terendam air hingga mencapai bulir padi,” ungkap Sujarwanto.
(SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)