BLORA, Harianmuria.com – Sebagai sastrawan, Pramoedya Ananta Toer sudah mendunia dan mencapai estetika pencapaian satra tertinggi, bahkan beberapa kali masuk nominasi peraih hadiah Nobel Sastra. Karya-karya Pram diharapkan menjadi inspirasi bagi anak bangsa, terutama generasi muda Indonesia, untuk melahirkan karya-karya yang diakui internasional dan berkontribusi pada peradaban dunia.
Hal itu dikatakan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon saat membuka Festival Blora: Se-Abad Pramoedya Ananta Toer (1925-2025), di Pendapa Bupati Blora, Kamis (6/2/2025). Menurutnya, festival yang berlangsung selama tiga hari tersebut bukan sekadar nostalgia, tetapi menjadi inspiasi untuk melahirkan karya-karya anak bangsa berikutnya.
“Kita harapkan Pram terus menjadi sumber inspirasi bagi sastrawan dan penulis muda, untuk melahirkan karya terbaik, yang akan mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari masyarakat Indonesia dan dunia intenasional di bidang kesusastraan,” tutur Fadli.
Fadli Zon mengatakan bahwa UUD 1945 Pasal 32 Ayat (1) mengamanatkan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budayanya masing-masing. Perintah Konstitusi tersebut sudah dilaksanakan oleh Pram dengan memberikan kontribusinya bagi peradaban dunia.
Dijelaskan Fadli, peradaban Indonesia merupakan salah satu yang tertua di dunia, dan dari sisi keberagaman menjadi yang paling kaya. Peringatan Seabad Pram menjadi momentum untuk menemukan kembali jati diri, identitas manusia Indonesia.
Menurutnya, Pramoedya melalui karya-karyanya telah membangun kesadaran untuk melawan kolonialisme dalam situasi masyarakat yang sangat kompleks. “Pemikiran Pram menyuarakan hakikat kemanusiaan dan keadilan dengan becermin dari pengalaman di masa lalu. Mari itu kita jadikan inspirasi untuk reinventing (menemukan kembali) identitas manusia Indonesia, menggaungkan hakikat kemanusiaan dan keadilan di dunia,” terang Fadli Zon.
Dalam pidato terpisah, Bupati Blora Arief Rohman mengatakan Pram bukan sekadar sastrawan besar, tapi juga sosok pemikir, pejuang literasi, dan saksi sejarah yang karya-karyanya sudah mengguncang dunia. Ia mengapresiasi pegiat dunia sastra dan budaya dari Blora, Indonesia, hingga dari luar negeri yang berpartisipasi dalam Festival Blora.
“Hal itu membuktikan bahwa semangat Pram tidak akan tidak akan padam dalam dunia sastra dan kebudayaan di Indonesia dan bahkan di dunia. Dukungan masyarakat luas Blora , pegiat dunia sastra, budaya, dan literasi merupakan bukti yang mengukuhkan Blora sebagai kota yang mencintai literasi, sastra, budaya, dan kesenian,” kata Arief.
(BASUKI RAHARDJO – Harianmuria.com)