BLORA, Harianmuria.com – Muhammadiyah Blora berkomitmen untuk membantu biaya pendidikan putra-putri pekerja yang menjadi korban insiden jatuhnya lift crane pada pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora.
Diketahui, sebanyak 13 pekerja menjadi korban dalam insiden yang terjadi 8 Februari 2025 itu. Lima dari 13 pekerja itu meninggal, tiga tewas di lokasi kejadian dan dua lainnya saat menjalani perawatan.
Baca juga: Suami Cedera Parah, Istri Korban Jatuhnya Lift Crane RS PKU Blora Bingung Biayai Pendidikan Anak
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) M. Saefuddin mengatakan, pihaknya siap menanggung biaya pendidikan anak dari seluruh pekerja yang menjadi korban pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora.
“Intinya dari Muhammadiyah sebagaimana disampaikan di awal, siap untuk membantu biaya pendidikan putra putri korban,” tutur Saefuddin melalui keterangan tertulis, Selasa (25/3/2025).
Diungkapkan, komitmen itu sudah ditindaklanjuti, bahkan sudah membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu keluarga korban dan pihak Muhammadiyah.
“Pada surat itu sudah tertulis jelas, segala permintaan dari pihak keluarga,” ujar Saefuddin.
Baca juga: Kelimpungan Biayai Sekolah Anak, Istri Pekerja Korban Jatuhnya Lift Crane PKU Mengaku Pasrah
Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto juga menanggapi nasib pendidikan putra-putri korban pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora. Menurutnya, peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora sangat dinantikan para keluarga korban yang masih memiliki anak usia sekolah.
Menurutnya, Pemkab Blora dapat memfasilitasi keluarga korban dengan melakukan pendataan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Lalu, untuk pendidikan anak korban, Pemkab harus memasukkan ke dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Di sini Pemkab dapat melakukan langkah konkret, dengan pendataan DTKS dan pendaftaran KIP kepada anak korban. Sehingga jaminan kehidupan yang layak dapat dirasakan semua masyarakat Blora,” terang Siswanto.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)