PATI, Harianmuria.com – Pada tahun 2010 an, kawasan Bumi Perkemahan (Buper) Regaloh di Desa Regaloh, Kecamatan Tlogowungu, Pati dulunya menjadi salah satu daya tarik wisata yang cukup diminati oleh masyarakat Pati. Keberadaan kebun murbei yang terletak tidak jauh dari Buper juga menjadi daya tarik lain dari kawasan yang dikelola oleh Perhutani ini. Namun kini, kawasan tersebut berakhir terbengkalai.
Petugas dari Perhutani Pati, Sutrisno menuturkan, gagalnya Buper Regaloh sebagai objek wisata edukasi dan wisata alam karena dianggap tidak mampu memenuhi standar pariwisata. Sehingga, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Dinas Pariwisata saat itu menolak usulan dari pihak Perhutani dan hanya menjadikan kawasan ini sebagai Buper saja.
“Sini kan Buper bagian dari objek wisata. Kalau dulu kan saya menginginkan wisata perhutani, 2010 mau diganti wisata. Saya usulkan tapi tidak bisa sesuai dengan standar wisata, jadinya cuma Buper saja. Kalau wisata, kita malu karena tidak ada objek wisatanya,” ungkap pria yang akrab disapa Tris
.
Buper Regaloh sendiri, baru muncul tahun 2006 yang diresmikan oleh Bupati Pati Tasiman. Tris menjelaskan, pengembangan menjadi kawasan Buper ini dilakukan di tengah perkebunan murbei dan industri kain sutera yang telah ada sejak lama.
“Sejarahnya panjang, ada kebun murbei. Tahun 90-an manajemen Perhutani mempunyai wawasan untuk mengembangan tempat pelatihan merbah dan persutraan. Sampai tahun 1995-1997, Perhutani mengalami defisit. Kemudian, pada tahun 2004, dijadikan Buper Regaloh yang, bupatinya Pak Tasiman,” jelasnya.
Akan tetapi, karena semakin sepi pengunjung, area Buper Regaloh yang semula seluas 4,3 hektar sekarang menjadi dua sekian hektar. Tris menuturkan, hal ini terjadi dikarenakan alih fungsi kawasan Buper Regaloh yang ditanami tanaman rumput oleh warga sekitar.
“Murbei 2015 ditutup karena sudah tidak layak produksi, daunnya tidak bisa memenuhi kegiatan operasional. Murbei kalah dengan tanaman pakan ternak. Ini 4,3 ha tinggal dua koma sekian untuk Buper,” tandasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)