KENDAL, Harianmuria.com – Rombongan Biksu Thudong tiba di perbatasan Kabupaten Kendal dan langsung disambut antusias oleh umat Buddha, Forkopimcam Weleri, anggota FKUB Kendal dan sejumlah warga di Kecamatan Weleri, Senin (5/5/2025).
Penanggung Jawab Thudong Internasional 2025 Prabu Dias menjelaskan, ada sebanyak 36 biksu yang melakukan ritual Thudong dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Thudong adalah perjalanan ritual para bhante (biksu) yang dilakukan dengan berjalan kaki sepanjang ribuan kilometer. Tradisi ini juga dianggap sebagai perjalanan spiritual.
Para biksu ini melakukan perjalanan melintasi empat negara, yakni Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia dengan kurun waktu 3 bulan 11 hari.
“Kami berangkat dari Bangkok ibu kota Thailand pada 6 Februari 2025. Memasuki Indonesia tanggal 16 April 2025. Dan hari ini kita sudah sampai di Kecamatan Weleri, kemungkinan nanti malam kami akan bermalam di Gereja Katolik di Kendal,” kata Prabu.
Disampaikan, dalam perjalanan ritual thudong, para biksu berjalan kaki sejauh 2.763 kilometer. Direncanakan pada 10 Mei 2025 perjalanan mereka akan berakhir di Candi Borobudur.
“Pada tanggal 10 Mei paling lambat pukul 17.00 WIB para bhante akan menginjakkan kaki di stupa paling atas di Candi Agung Borobudur,” jelasnya.
Menurut Prabu, di Indonesia para bhante ini mendapat penyambutan yang luar biasa dibanding negara lainnya.
“Karena ratusan ribu masyarakat dari Bekasi sampai Weleri ini menyambut dengan antusias. Mereka memberikan makan, minum, bahkan mempersilahkan untuk istirahat di masjid,” ungkapnya.
Prabu menuturkan, tidak ada kendala yang berarti yang dialami para bhante sepanjang perjalanan. Hanya cuaca yang panas hingga 44 derajat Celcius yang membuat para bhante acapkali mengalami kelelahan.
“Kemarin di Pemalang suhunya sampai 44 derajat. Tidak ada yang krusial, kalau kelelahan kita istirahatkan dulu. Kalau sendal (alas kaki) rata-rata sudah ganti sampai di atas 15 kali,” bebernya.
Bhante Beng Ann dari Malaysia mengatakan, dirinya bersama para biksu lainnya melaksanakan perjalanan ritual Thudong untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur.
“Nanti beberapa hari lagi kami akan sampai di puncak Candi Borobudur. Indonesia ini sangat istimewa, sangat toleransi dan damai. Bhante sangat kagum dengan warga di Indonesia,” ungkapnya.
Ia menceritakan, perjalanan ritual Thudong ini merupakan praktik spiritual dalam ajaran Buddha dengan cara berjalan kaki melintasi hutan, gunung, dan pedesaan ke tujuan.
“Kemarin sampai malam perjalanan ada naik gunung sedikit. Fisik kita harus kuat, kemarin awal-awal ada yang sakit, tapi sekarang sudah lewat tiga bulan, sudah terbiasa,” kata Bhante Beng Ann.
Camat Weleri Dwi Cahyono Suryo mengaku bangga wilayahnya kembali disinggahi para bhante yang melakukan ritual Thudong ini.
“Karena Weleri ini kan merupakan wilayah percontohan di kabupaten (Kendal), kami mendatangkan juga dari beberapa elemen untuk membersamai sebagai bentuk toleransi umat beragama dalam menyambut tamu,” ujarnya.
(ARVIAN MAULANA – Harianmuria.com)