PATI, Harianmuria.com – Pekerjaan rumah (PR) yang ada di jalan Pantura Juwana tidak hanya pada permasalahan kemacetan jalan raya Juwana-Batangan saja, melainkan pada perbaikan jembatan yang tak kunjung jadi.
Khususnya di jalan raya Juwana-Batangan, kemacetan yang ditimbulkan terbilang parah. Banyak kendaraan besar mengular mulai dari perbatasan gerbang masuk Kabupaten Pati di bagian timur hingga jalan lingkar Juwana dari sisi barat.
Tak sedikit sopir yang mengaku terjebak karena menunggu sampai berjam-jam. Mereka pun terpaksa mematikan mesin demi menghemat bahan bakar.
Yasin, salah satu seorang sopir truk ekspedisi paket dari Jakarta yang hendak ke Surabaya mengatakan, dirinya sudah terjebak macet sejak Kamis malam hari kemarin.
“Kita jalan merayap, kita sopir jalan satu mobil dua mobil sedikit terus berhenti. Dari jalan yang saya lewati ini cukup parah macetnya,” ungkapnya ketika ditemui di tengah kemacetan pada Jumat pagi (27/1).
Sebelumnya, kemacetan sudah melanda lokasi tersbut selama pembagunan jemabatan Juwana berlangsung. Namun, perbaikan jalan yang dilakukan di daerah Batangan kian menambah padatnya kendaraan.
Menurut pengakuan Yasin, kemacetan ini juga diperparah dengan adanya kendaraan yang nekat melawan arah dari dua arah berlawanan.
“Memang kondisi macet, kita mau cepat sampai semua. Kadang memang yang nakal langsung ngeblong kanan jika ada kesempatan. Apalagi tak ada petugas yang mengatur, jadi semua nyari jalan masing-masing,” terangnya.
Ia menyebut, kemacetan ini benar-benar menguji kesabaran dan merugikan. Baik dari segi waktu maupun dari ekonomi.
“Ya itu memang untuk mengejar waktu, seperti saya dengan macet juga rugi waktu di jalan. Tapi yah harus pada sadarlah kalau nyerobot jalan itu malah memperparah kemacetan. Mudah-mudahan kemacetan ini segera teratasi,” terangnya.
Akibat kemacetan ini, Yasin mengalami keterlambataan membawa paket barang berupa tisu yang dibawanya dari Jakarta menuju Surabaya.
“Seharusnya hari ini bisa bongkar, tapi harus ditunda sampai besok baru bisa bongkar. Padahal ini jalan utama yang harus selalu kami lewati. Masak tiap hari macet gini?” keluhnya.
Menurutnya, keberadaan petugas untuk mengatur lalu lintas di sana sangat diperlukan untuk mengurangi kemacetan yang kian parah.
“Kalau nggak ada yang ngatur, ya susah. Karena tiap orang pasti pingin jalan duluan,” tambahnya.
Diketahui, pembangunan jembatan Juwana sempat ditinjau langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Rabu (11/1/2023). ia sempat diteriaki sopir yang mengeluhkan kondisi jalan di sana.
“Piye iki, Pak, macet terus, solusine piye (Bagaimana ini Pak kok macet terus, apa solusinya),” teriak seorang sopir yang terjebak macet di atas jembatan Juwana.
Namun saat ditanya di sela-sela kegiatan kunjungannya itu, Ganjar malah menyebut kemacetan yang berlangsung lama di jalan Pantura Juwana itu sebagai sebuah pertanyaan aneh.
“Solusi pasti ada, tinggal dibuatkan jalan lingkar atau diperlebar. Harusnya (penanganan) wingi (kemarin), pitakonmu yo aneh (pertanyaanmu ya aneh),” jawabnya sambil mengerutkan kening.
Sedangkan pada peninjauan yang dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada keesokan harinya (12/1/2023), jembatan Juwana dipastikan selesai sebelum lebaran atau kisaran awal April 2023 mendatang.
“Rencananya akan diselesaikan pada 15 April sebelum lebaran. Saya minta penyedia jasa untuk membuat schedule percepatan dan Minggu depan dilaporkan ke saya. Nanti saya evaluasi, saya harap bisa dipercepat,” tegasnya. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Harianmuria.com)