JEPARA, Harianmuria.com – Ketua Bidang Produksi dan Pemasaran Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Abdul Wachid menyebut, petani di Kabupaten Jepara mulai kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Kondisi itu membuat petani resah dan bingung, terlebih saat ini mulai mendekati masa tanam I.
Ia mengatakan, anggaran subsidi pupuk untuk petani sangat kecil bahkan angkanya dikurangi. Padahal menurutnya, para petani saat ini mulai mengolah lahan dan mencari pupuk untuk masa tanam I.
“Saat ini pupuk subsidi di toko pupuk langka. Sedangkan pupuk lain seperti Urea, Phonska, apalagi Za sudah tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah,” kata Abdul Wachid, Kamis (15/09).
Wachid menjelaskan, pemerintah mensubsidi Urea hanya 75% dan Phonska 35% dari kebutuhan nasional. Otomatis pupuk subsidi akan sulit dan kurang dari kebutuhan. Sementara itu, petani yang ingin mendapatkan pupuk bersubsidi harus memegang kartu tani.
“Sistem ini akan lebih menyulitkan para petani dalam menghadapi masa tanam I,” ungkapnya.
Sementara, Wachid juga menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara pada pada Rabu (20/08) lalu telah mengajukan penambahan pupuk subsidi kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, Pemkab Jepara juga telah mengusulkan penambahan pupuk Urea sebanyak 1,070 ton dan NPK sebanyak 6,561 ton.
“Informasi yang saya terima, pengajuan alokasi tambahan pupuk subsidi itu sampai sekarang belum di ACC,” ungkapnya.
Mendapati informasi tersebut, Wachid pun mendesak pemerintah supaya segera mengambil tindakan. Ibarat pepatah, petani sekarang sudah jatuh ketiban tangga. Hal tersebut dikarenakan harga BBM yang mahal ditambah lagi pupuk yang mulai langka.
“Mana mungkin akan swasembada pangan. Hasil panen dijual murah karena daya beli masyarakat rendah,” tandas Wachid. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Harianmuria.com)