JAKARTA, Harianmuria.com – Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap peredaran obat-obatan di pasaran, guna melindungi masyarakat dari produk-produk yang tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan mengandung bahan berbahaya.
Pernyataan tersebut merespons temuan mencengangkan oleh BPOM terkait 61 produk obat bahan alam (OBA) yang mengandung bahan kimia obat (BKO), termasuk sildenafil sitrat, tadalafil, dan parasetamol.
Produk-produk itu diklaim dapat meningkatkan stamina pria dan mengatasi pegal linu, tetapi berisiko besar terhadap kesehatan, mulai dari nyeri dada hingga serangan jantung dan stroke.
“Temuan BPOM ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan terhadap produk obat yang beredar di masyarakat. Obat-obat yang mengandung bahan kimia berbahaya sangat berisiko bagi kesehatan, dan tidak bisa dibiarkan begitu saja,” kata Edy, Sabtu (1/3/2025)
Menurut Edy, temuan ini sudah lama dan kerap berulang. Karena itu ia mendorong agar BPOM memperbaiki pengawasannya, termasuk mengecek toko-toko online atau e-commerce.
“Tidak hanya pengawasan, penindakan bagi pelaku yang nakal juga harus tegas,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Ia mengakui BPOM memang tidak bisa sendiri dalam penegakan hukum. Untuk itu, Edy meminta aparat penegak hukum juga serius terhadap temuan BPOM.
“Rakyat harus diperlihatkan tidak ada permainan dalam kasus ini. Pelaku harus dibuat jera,” tegasnya.
Legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini menambahkan, temuan ini menunjukkan adanya celah dalam pengawasan produk obat dan suplemen di pasar, yang harus segera ditangani. Ia mengusulkan adanya sanksi pencabutan izin edar yang selama ini diberikan BPOM.
“Kami mendukung penuh langkah-langkah yang diambil oleh BPOM, termasuk pemberian sanksi tegas bagi pelaku usaha yang terbukti melanggar aturan,” tutur Edy.
Selain itu, Edy juga menyoroti pentingnya sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya mengonsumsi produk yang tidak terdaftar di BPOM dan mengandung bahan kimia berbahaya.
“Masyarakat harus lebih cermat dalam memilih produk kesehatan, dan kami mendorong BPOM untuk terus meningkatkan edukasi dan pengawasan terhadap produk yang beredar di pasar,” katanya.
Edy juga menyebut pentingnya peran masyarakat untuk proaktif dalam melaporkan produk-produk yang mencurigakan. Hal itu dapat membantu BPOM untuk menelusuri obat-obat berisiko.
Menghadapi bulan Ramadan, Edy juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap makanan yang beredar di pasar, terutama produk takjil. Banyak masyarakat yang membeli takjil tanpa memperhatikan asal-usul bahan dan kualitasnya, yang berpotensi membahayakan kesehatan.
“BPOM dan pemerintah daerah perlu bekerja sama untuk memastikan takjil yang beredar aman dikonsumsi, bebas dari bahan berbahaya, serta sesuai dengan standar keamanan pangan,” pungkasnya.
(SUBEKAN – Harianmuria.com)