KAB.SEMARANG, Harianmuria.com – Program pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren yang dijalankan oleh Baznas Kabupaten Semarang menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan.
Salah satu keberhasilan itu ditunjukkan dalam pengembangan usaha budi daya ikan lele yang diberi nama Pinggir Kali Farm, di Pondok Pesantren Al Ihsan, Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Usaha itu kini telah panen perdana.
“Alhamdulillah, kali ini di panen perdana ada sekitar 900 kilogram (kg) ikan lele berhasil dipanen oleh para santri di Tuntang,” kata Ketua Baznas Kabupaten Semarang Khadziq Faisol, Minggu (9/3/2025).
Ketua Kelompok Tani Pinggir Kali Farm, Saiq Ahmad, menuturkan saat ini ada sekitar 20 santri yang terlibat dalam budi daya ikan lele itu. Mereka merupakan peternak pemula yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
“Di tahap awal, sebanyak 16.000 bibit lele dikembangkan dalam empat kolam bundar. Hanya dalam tiga bulan, para santri di sini berhasil memanen sedikitnya 900 kg ikan lele, dengan omzet mencapai lebih dari Rp 16 juta,” ungkapnya.
Selain menjual lele segar, para santri juga mulai merintis pengolahan produk berbasis ikan lele. Saat ini, mereka mampu memproduksi hingga satu kuintal lele bumbu per bulan dalam kemasan vakum yang dapat bertahan hingga lima bulan.
Menurut Faisol, pihaknya akan terus memperluas program bantuan kewirausahaan bagi para santri. Ini langkah strategis untuk menciptakan kemandirian ekonomi pada pesantren.
“Program ini tidak hanya memberdayakan santri secara ekonomi, tetapi juga mendorong mereka yang sebelumnya mustahik atau penerima zakat untuk bertransformasi menjadi muzakki atau pemberi zakat,” tuturnya.
Faisol mengungkapkan, pihaknya mendukung keberlanjutan program pemberdayaan melalui berbagai tahapan. Contohnya, budi daya lele itu kini telah merambah sektor hilirisasi.
“Para santri telah mulai mengolah lele hasil panen menjadi produk siap konsumsi dalam kemasan vakum,” ujarnya.
“Baznas akan mengkaji dulu soal dukungan lebih lanjut, baik dalam hal pengemasan maupun pemasaran produk-produk para santri itu, supaya memiliki daya saing lebih tinggi di pasaran,” sambung Faisol.
Ia menambahkan, program Santri Entrepreneurship ini tidak terbatas pada budi daya lele saja. Baznas juga telah menyalurkan bantuan untuk usaha ternak kelinci dan bisnis angkringan.
“Ke depannya, berbagai rintisan usaha ekonomi produktif lain juga akan segera dilakukan, seperti pertanian, perkebunan, konveksi, hingga pemasaran online, akan terus kami dorong,” tandasnya.
Pendampingan juga akan dilakukan secara bertahap, mulai dari diskusi intensif untuk menilai kelayakan usaha, pelatihan teknis, hingga pemberian modal usaha.
(HESTY IMANIAR – Harianmuria.com)