REMBANG, Harianmuria.com – Direktur Polairud Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Hariyadi mengungkapkan sepanjang tahun 2022 sedikitnya ada 80 nelayan yang meninggal akibat sakit saat berlayar. Sementara di 2023 ini, hingga bulan April sudah ada 35 nelayan Rembang yang meninggal.
Untuk itu, pihaknya berupaya menggaungkan aksi cek kesehatan berlayar (CKB) untuk mengurangi angka kematian nelayan akibat sakit saat berlayar. Aksi CKB tersebut mulai digaungkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasikagung pada Rabu (10/5).
Pihaknya menyediakan posko pemeriksaan kesehatan yang bertempat di halaman Kantor PPP tasikagung.
Terpantau para nelayan Tasikagung bergiliran memeriksakan kesehatan, mulai dari cek suhu tubuh hingga tekanan darah.
“Jadi kami ambil langkah-langkah sebelum para nelayan ini melaut kita cek kesehatan terlebih dahulu. Supaya lebih meyakinkan kita bahwa mereka melaut itu dalam kondisi yang sehat untuk mengurangi resiko kematian akibat sakit saat berlayar,” jelasnya.
Disebutkannya, aksi CKB digaungkan di seluruh wilayah Jawa Tengah. Mulai dari wilayah pesisir pantai Kabupaten Brebes sampai Kabupaten Rembang.
Sementara itu, pelaku usaha perikanan sekaligus ketua paguyuban nelayan Tasikagung, Hadromi mengaku pemeriksaan kesehatan bagi para nelayan sebelum berlayar memang penting. Namun para nelayan terkendala ketersediaan posko kesehatan di area PPP tasikagung.
“Dari kami intinya mau diberi kemudahan jangan dipersulit. Kalau bisa pintu masuk (PPP Tasikagung) diberi klinik, jangan sampai lari-lari kemana gitu. Karena ABK kalau mau berangkat kan bawa ini itu, kalau harus riwa-riwi jadi ribet,” ungkapnya.
Setelah disediakannya posko pemeriksaan kesehatan di Kantor PPP Tasikagung, pihaknya mengaku cukup terbantu. Selaku ketua paguyuban dirinya siap mendukung aksi CKB yang digaungkan Polairud Polda Jawa Tengah. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)