JEPARA, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara mengikuti rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kementrian dalam Negeri (Irjen Kemendagri) Tomsi Tohir, dan Direktur Statik dan Harga Puji Ismartini, beserta jajaran lainnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang Command Center Pemda Jepara, melalui zoom meting yang diikuti (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta, asisten II Heri Yulianto, Polres Jepara yang diwakili oleh Moh Andi, Kodim 0714/Jepara yang diwakili Sumartono, OPD, dan lembaga vertikal lainnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) RI, secara umum komoditas yang paling sering menyumbang andil inflasi terjadi pada Febuari 2018 sampai 2023. Inflasi yang terjadi disebabkan oleh komponen inti yang meliputi beras, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, ikan segar, dan daging ayam ras.
“Febuari 2018-2023, komoditas beras dan bawang putih selalu mengalami inflasi. Adapun komoditas cabai merah dan bawang merah cenderung lebih sering mengalami inflasi,” kata Tomsi Tohir melalui zoom meeting pada Senin (19/2/2024).
Selanjutnya, komoditas penyumbang utama Indeks Perkembangan Harga (IPH) terjadi di sejumlah wilayah. Salah satunya, pulau jawa dengan tingkatan 74,03 persen setiap Kabupaten atau Kota. Tasikmalaya, menjadi kota IPH tertinggi di pulau Jawa dengan nilai IPH 5,13 persen. IPH lainnya terjadi di 10 wilayah, dengan dominasi inflasi pada beras, cabai merah, dan daging ayam ras.
Sementara itu, harga beras sampai dengan minggu ketiga Febuari 2024, terus mengalami kenaikan. Terdapat 20 persen wilayah Indonesia yang harga berasnya lebih tinggi dari rata-rata harga nasional. Bahkan, jumlah Kabupaten atau Kota mengalami peningkatan dibandingkan minggu sebelumnya.
Menurut Edy Supriyanta selaku Pj Bupati Jepara menjelaskan bahwa pihaknya telah mengecek harga bahan kebutuhan pokok masyarakat ke sejumlah pasar di Kabupaten Jepara. Dan benar terdapat kenaikan harga pada bahan pokok, seperti beras dan cabai.
“Ada beras dan cabai, hampir semuanya naik. Harga beras berkisar dari Rp 17.000 ribu perkilogram,” katanya pada saat rapat koordinasi di Command Center.
Ia menambahkan jika kenaikan harga telah mengalami penurunan, maka Pemkab akan mengadakan pasar murah menjelang lebaran.
“Sudah turun dan stoknya sudah ada. Kemarin belum dikendalikan oleh pusat, dan kita mengadakan gerakan pasar murah. Ketika sudah normal maka gerakan pasar murah dilakukan saat menjelang lebaran,” tambahnya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Harianmuria.com)