BLORA, Harianmuria.com – Seorang warga Dukuh Gabusan Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Hery Tri Harta (37), mengaku telah mengabdi menjadi penjaga sekolah selama 14 tahun. Namun, pendapatannya sebagai penjaga sekolah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia yang menjadi penjaga sekolah di SDN 2 Gabusan, Kecamatan Jati hanya menerima upah Rp 400 ribu. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, istrinya terpaksa bantu jualan jajanan di sekolah. Dengan hasil yang tidak seberapa, tetapi bisa sedikit meringankan.
“Anak saya dua. Pertama baru kelas TK, yang nomor dua umur 3 tahun,” paparnya, pada Kamis, 25 Mei 2023.
Dia berharap, ke depan ada prioritas bagi penjaga sekolah sepertinya. Kalaupun tidak masuk menjadi aparatur sipil negara (ASN), Hery ingin upahnya lebih ditingkatkan lagi.
“Pengin seperti yang lain, dapat upah UMK-lah,” ujarnya.
Diketahui, sebanyak 387 penjaga sekolah negeri dengan status pegawai tidak tetap (PTT) nasibnya tak jelas. Harapan untuk bisa diangkat untuk menjaga pegawai pemerintah tampaknya masih jauh dari harapan.
Hal ini seperti diungkapkan Ketua Paguyuban Penjaga Sekolah Negeri se-kabupaten Blora, Sugiri. Kepada Lingkar ia mengatakan, jika saat ini pihaknya sedang memperjuangkan nasib ratusan anggotanya.
“Kami sempat datang ke Kemenpan-RB untuk mengadukan nasib kami, tetapi sepertinya alokasi pengangkatan masih diprioritaskan untuk tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan,” ucapnya, pada Rabu, 24 Mei 2023.
Sugiri mengungkapkan, pada Selasa, 23 Mei 2023 telah menyurati Bupati Blora, Arief Rohman, untuk bisa diberikan penambahan honor melalui APBD Blora.
Dia menyampaikan bahwa nasib para penjaga sekolah sangat memprihatinkan. Pasalnya honor yang mereka terima setiap bulan sangatlah minim.
“Tergantung BOS sekolah masing-masing. Ada yang menerima Rp 200 ribu, Rp 300 ribu, Rp 400 ribu sebulan. Apa cukup untuk mereka hidup bersama keluarga?” katanya.
Pihaknya meminta kepada Dinas Kepegawaian Kabupaten Blora, untuk memberikan kuota pengangkatan penjaga sekolah jika masih memungkinkan.
“Mohon dikawal, Mas. Nasib kami sungguh memprihatinkan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)