KUDUS, Harianmuria.com – Buka Luwur Mbah Panggung, Desa Langgardalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, dilakukan dengan membagikan 3500 nasi bungkus berupa nasi jangkrik dan nasi uyah asem khas buka luwur kepada masyarakat. Total 500 besek nasi jangkrik tersebut diberikan kepada donatur dan orang yang bersedekah. Dan 3000 nasi bungkus uyah asem akan dibagikan ke masyarakat umum dan santri-santri Langgardalem setelah pengajian pada malam harinya.
Ketua Panitia Buka Luwur Mbah Panggung Langgardalem, Muhammad Yusuf mengatakan tujuan pembagian ribuan nasi berkah itu tidak lain adalah untuk ngalap atau meraup berkah dari Mbah Panggung Langgardalem. Konon, sedekah dalam bentuk nasi bungkus tersebut awalnya dilakukan dengan cara kepungan atau makan bersama-sama di atas nampan sebelum akhirnya diubah seperti tradisi yang ada di Buka Luwur Sunan Kudus.
“Jadi harapan kami itu yang ngalap berkah tidak hanya yang di sekitar Langgardalem, tetapi juga masyarakat umum yang datang ke pengajian nantinya,” ujarnya Rabu (24/8).
Menurutnya, nasi jangkrik yang dibungkus besek itu, berbeda dan unik dari nasi pada umumnya. Nasi jangkrik buka luwur kali ini dibungkus dengan daun jati melingkar dengan lauk atau daging kerbaunya sebagai lauknya, bungkus sekepal nasi inilah yang dinamakan sudi. Sama halnya dengan nasi uyah, makanan khas ini pun dikemas menggunakan daun jati.
Dalam proses pembuatan nasi jangkrik, panitia membutuhkan kurang lebih 200 kuintal daging kerbau dan dua ekor kambing untuk memasak lauknya. Sedangkan pembagian nasi berkah tersebut sudah dilakukan turun temurun sejak lama dalam setiap kegiatan buka luwur
Mbah Panggung.
“50 kilo akan dibuat nasi jangkrik 500 besek dan 150 kilo dijadikan nasi uyah asem 3000 bungkus,” jelasnya.
Yusuf pun juga menceritakan tentang sosok Mbah Panggung, bahwa sebenarnya tokoh Langgardalem tersebut disebut sebagai waliyullah generasi keenam yang masih mempunyai garis keturunan dari Sunan Kudus. Mbah Panggung awalnya merupakan seorang patih dari daerah Pati yang kemudian berpindah ke Langgardalem Kudus. Sedangkan alasan masyarakat menyebutnya sebagai Mbah Panggung karena makamnya yang berbentuk seperti panggung. Namun, ada versi lain mengatakan waliyullah ini bernama asli Raden Irsyad yang dikenal sering ceramah di atas panggung.
“Kiprahnya di Langgar Dalem dulu adalah menyebarkan ilmu agama, karena dulu menurut cerita tutur tinular desa ini merupakan Kadipatennya Sunan Kudus,” tambahnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Harianmuria.com)