KUDUS, Harianmuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus mulai menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Bupati Kudus HM Hartopo bersama jajaran Forkopimda pun mulai melakukan pengecekan terkait ketersediaan tempat tidur (TT) pasien Covid-19 di RSUD dr. Loekmono Hadi dan RS Mardi Rahayu Kudus, Rabu (16/2).
“Kami sedang melakukan pengecekan supaya semua rumah sakit rujukan lini satu, dua, tiga bisa mempersiapkan jika nantinya ada lonjakan-lonjakan kasus,” kata Bupati Kudus HM Hartopo usai mengecek kondisi kesiapan RS Mardi Rahayu, Rabu (16/2).
Bupati menyampaikan, keterisian Bed Occupancy Ratio (BOR) di RSUD dr. Loekmono Hadi saat ini masih di bawah 50 persen. Sementara di RS Mardi Rahayu keterisian BOR sekitar 25 persen. BOR sendiri merupakan angka yang menunjukkan persentase penggunaan tempat tidur (TT).
“Alhamdulillah di RSUD dan RS Mardi Rahayu sudah mempersiapkan antisipasi keterisian BOR,” ucapnya.
Ia menyebut, saat ini ada tiga pasien Covid-19 yang dirawat di ruang ICU RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Ketiganya dirawat karena memiliki penyakit penyerta. Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa rata-rata pasien Covid-19 saat ini hanya memiliki gejala ringan, terutama bagi pasien yang sudah mengikuti vaksinasi.
“Pasien yang dirawat rata-rata usia rentan sampai lansia,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan, pasien yang terkonfirmasi rata-rata tertular dari keluarganya. Oleh karena itu, ia meminta seluruh masyarakat supaya tetap disiplin menjaga protokol kesehatan agar tidak menularkan virus ke keluarganya. Apalagi, lanjut Hartopo, saat ini sudah ada pasien anak yang terkonfirmasi Covid-19.
“Hanya ada satu anak yang terkonfirmasi Covid-19, sekarang kondisinya sudah membaik. Karena penanganan Covid-19 khusus untuk anak saat ini sudah ada, sarana prasarananya pun sudah memadai dan kita sediakan semua,” tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga sudah mempersiapkan tempat isolasi terpusat (isoter). Tempat isoter ini nantinya bisa dipergunakan oleh masyarakat umum, baik itu pasien dengan gejala ringan, orang tanpa gejala (OTG) maupun keluarga dari pasien Covid-19.
“RSUD juga mempersiapkan tempat isolasi terpusat di gedung Akbid. Disana disediakan kira-kira seratusan tempat tidur,” kata dia.
RS Mardi Rahayu yang merupakan rumah sakit rujukan lini dua juga mempersiapkan isoter. Tempat isoter berada di Gedung Esther RS Mardi Rahayu.
Tak hanya itu, Pemkab Kudus juga mulai mempersiapkan tempat isoter di rusunawa. Hal ini guna mengantisipasi adanya lonjakan kasus pasien Covid-19.
“Pasien yang dievakuasi di isoter ini tentunya yang memiliki gejala ringan,” ujarnya.
Pemkab Kudus juga akan bekerjasama dengan Polri dan TNI untuk mengajak warga yang tidak memiliki tempat isolasi memadai di rumahnya supaya melakukan isolasi di isoter.
“Nanti kami lihat dulu kondisi rumahnya, kalau pasien tidak bercampur dengan yang negatif maka boleh isolasi mandiri di rumah. Tapi kalau isomannya bercampur keluarga, mau tidak mau harus isolasi di isoter. Nanti kami akan bekerjasama dengan Kapolres dan Dandim untuk mengawasi ini,” paparnya.
Selain mengecek ketersediaan TT, Bupati dan Forkopimda juga mengecek kesiapan rumah sakit baik dari sarpras, logistik dan sumber daya manusia untuk menghadapi lonjakan kasus. Hartopo memastikan sarpras di semua rumah sakit telah memenuhi kapasitas. Pemerintah Kabupaten Kudus juga telah mengantisipasi apabila terjadi kekurangan APD, obat-obatan, dan lain sebagainya.
“Kita semua bisa belajar dari pengalaman lonjakan kasus tahun lalu. Kita persiapan semua mulai dari tempat isoter, tenaga kesehatan, shelter-shelter dan lain sebagainnya,” ungkapnya. (Lingkar Nertwork , isa I Harianmuria.com )