KUDUS, Harianmuria.com – Ratusan calon guru penggerak Kabupaten Kudus mengikuti lokalarya 7 dengan tema Panen Hasil Belajar di Gedung Serbaguna Kandangmas, Kecamatan Dawe pada Selasa, 4 Juli 2023. Selain memupuk kompetensi guru, lokakarya ini diselenggarakan untuk mempersiapkan para calon guru penggerak bisa menjadi kepala sekolah.
Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Afri Shofianingrum menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar setelah tujuh bulan para calon guru penggerak menempuh pendidikan.
“Kegiatan ini diimplementasikan tentang kurkikum merdeka yang akan ada disekolahnya. Disini terdapat 30 stan dari total 166 calon guru penggerak yang terdiri dari guru 18 guru PAUD, 102 guru SD, 32 guru SMP, 5 guru SMA dan 9 guru SMK di angkatan ke 7 ini,” ujar Afri.
Sebagai informasi, program guru penggerak diselenggarakan untuk mendukung pengembangan kompetensi guru sekaligus refleksi, berbagi, kolaborasi secara mandiri, serta mengembangkan dan meminpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Widyaiswara dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Tengah, Fety Marhayuni, mengatakan bahwa guru harus selalu aktif berkreasi dalam mengajar siswa dan bekerja sama dengan rekan kerja untuk mewujudkan pembelajaran yang terbaik.
“Dari 166 Calon Guru Penggerak (CGP) Kabupaten Kudus yang saat ini melaksanakan lokakarya harus semangat dalam meningkatkan kompetensi. Guru penggerak harus menjadi warna di sekolah dalam mendidik siswa dan menstimulasi diskusi positif dengan rekan kerja,” ujar widyaiswara Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Tengah, Fety Marhayuni.
Sementara itu, Bupati Kudus M. Hartopo menyebut bahwa guru penggerak harus dipilih dari guru yang telah berpengalaman di bidangnya.
“Saat saya bertemu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, saya sampaikan setuju kalau guru penggerak menjadi teladan di sekolahnya dan harus memberikan yang terbaik dalam pembelajaran,” jelasnya.
Bupati Hartopo berharap semua guru penggerak sudah luwes mengajar dan sering menjadi perwakilan sekolah. Oleh karena itu pihaknya meminta dinas terkait dan BBGP agar memverifikasi dengan ketat para calon guru penggerak.
“Jangan hanya lolos verifikasi saja, guru penggerak harus berpengalaman mengajar dan mewakili sekolah menghadiri kegiatan eksternal,” tuturnya.
Dirinya juga berharap, kegiatan lokakarya bisa meningkatkan kreativitas guru dalam mendidik . Terutama mengoptimalkan bakat terpendam dari anak didik. Pihaknya optimis, kerja keras akan menginspirasi murid untuk semangat mencapai cita-cita.
“Semoga lokakarya ini tak hanya seremonial saja. Tapi juga bisa meningkatkan minat belajar murid. Saya bisa jadi bupati juga karena motivasi bapak ibu guru saya,” tuturnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)