REMBANG, Harianmuria.com – Jalan penghubung antara Desa Tempaling, Joho, Ngemplakrejo, dan Pragen di Kecamatan Pamotan longsor sedalam 20 meter akibat hujan dengan intensitas tinggi. Longsor itu bahkan sampai memakan bahu jalan.
Kepala Desa Tempaling, Taslimah mengungkap bahwa longsor di lokasi tersebut sudah terjadi tiga kali. Kejadian longsornya jalan pertama kali terjadi pada 2001, kemudian 2014, dan tahun ini.
“Ini sejak dulu (sering longsor),” tuturnya saat ditemui dalam tinjauan longsor tersebut pada Rabu, 18 Desember 2024.
Ia menyebut Pemerintah Desa (Pemdes) Tempaling sebelumnya telah berupaya melakukan penanganan longsor sementara di jalan utama menuju Puskesmas Gunem itu.
“Semula ‘kan tidak ada bambu, diupayakan di tahun 2001 itu dirajeg pring (pagar yang terbuat dari bambu, red.). Lalu diguyur hujan lagi, longsor lagi di 2014. Di tahun 2014 dirajeg pring lagi. Makanya ini pring-nya semakin banyak. Ini upaya dari masyarakat Tempaling untuk penanganan sementara terus ditaruh tanah yang dimasukkan ke dalam sak,” beber Taslimah.
Namun karena longsor pada tahun ini nampak sangat parah, pihaknya mengaku tidak bisa melakukan penanganan sementara lagi. Ia berharap ada penanganan serius dari pemerintah daerah.
“Ini sudah parah kedalamannya dan kelebarannya, ini dari desa sendiri tidak bisa mengatasi,” tegas dia.
Taslimah pun mengaku khawatir jika tak segera ditangani maka bisa semakin membahayakan hingga berpotensi jalannya terputus total.
Pihaknya juga akan berkirim surat ke pemerintah kabupaten untuk membantu menangani jalan longsor itu.
“Dari desa mau melaporkan kejadian ini, berkirim surat dari Camat untuk tembusan ke Pak Bupati, BPBD, dan DPUTARU,” pungkas Taslimah. (Lingkar Network | Vicky Rio – Harianmuria.com)