KENDAL, Harianmuria.com – Pengendara ugal-ugalan yang mengaku sebagai anggota Kostrad saat diamankan Polres Kendal pada Kamis, 5 Juni 2025 lalu, ternyata sudah diberhentikan secara tidak hormat dari dinas militer sejak tahun 2018.
Tersangka, berinisial BH, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, ditangkap setelah melakukan aksi berbahaya di jalan raya, menabrak mobil patwal, dan bahkan menganiaya petugas.
Aksi BH bermula ketika ia mengemudikan mobilnya secara ugal-ugalan di depan iring-iringan rombongan mobil Kapolres Kendal. Meskipun telah diberikan imbauan untuk berhenti melalui pengeras suara dari mobil patwal, BH justru mempercepat laju kendaraannya dan tidak mengindahkan peringatan.
Bahkan, saat mobil patwal mencoba menghentikan lajunya, pelaku justru menabrak dan mendorong bagian bumper belakang kanan mobil patwal sejauh kurang lebih 100 meter.
Aksi pengamanan oknum yang mengaku Kostrad ini sempat viral di media sosial. Kapolres Kendal AKBP Hendry Susanto Sianipar terlihat turun tangan langsung untuk mengamankan pelaku yang memberontak.
“Pelaku berkendara dengan membahayakan pengguna jalan dan penumpang yang ada di mobil, termasuk anak-anak. Ia juga tidak mengindahkan peringatan petugas,” ujar Kapolres dalam gelar perkara, Selasa, 10 Juni 2025 di Aula Polres Kendal.
Setelah akhirnya berhasil dihentikan, BH turun dari mobil dan mencoba membuka paksa pintu mobil patwal. Ia meneriakkan “Saya anggota Kostrad” dua kali, lalu memukul petugas sebanyak dua kali dan memutar kaki korban hingga terkilir.
“Proses pengamanan yang viral itu memang kami lakukan langsung di lapangan. Saat itu baru diketahui ada anak kecil di dalam mobil pelaku. Anak tersebut langsung diamankan ke Satpol PP dan kemudian dibawa ke Mapolres Kendal,” tambah Hendry.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pelaku diduga dalam pengaruh narkoba jenis sabu dan minuman keras saat kejadian. Di dalam mobil pelaku ditemukan senjata tajam dan senjata api ilegal.
Kapolres Kendal menyatakan bahwa pelaku akan dikenakan pasal berlapis, yaitu:
- Pasal 2 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Jo UU RI Nomor 1 Tahun 1961 tentang Penetapan Semua UU Darurat, dengan ancaman hukuman penjara selama 10 tahun.
- Pasal 213 KUH Pidana, dengan ancaman hukuman penjara selama 5 tahun.
- Pasal 112 ayat 1 UU Narkotika, dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal seumur hidup.
“Pelaku akan menjalani proses hukum secara tegas dan transparan. Saat ini, seluruh barang bukti telah diamankan untuk penyidikan lebih lanjut,” tutup Kapolres.
(ARVIAN MAULANA – Harianmuria.com)