Harianmuria.com – Memiliki inspirasi untuk menyajikan informasi terkait dunia keagamaan terutama di wilayah Karisidenan Pati. Baik informasi seputar Kementerian Keagamaan, Lembaga Agama, maupun madrasah berusaha dirangkum dalam majalah Muria.
Sementara itu, pengambilan nama Muria sendiri tidak terlepas dari keberadaan gunung Muria yang melingkupi Karisidenan Pati. Oleh karenanya, keberadaan majalah inipun tidak akan jauh dari lingkup bentang Muria, yakni wilayah Pati, Kudus, Blora, Jepara, dan Rembang.
Majalah ini mengambil slogan ‘Menyatukan Keberagaman’, mengingat Indonesia terdiri dari banyak perbedaan mulai dari suku, ras, agama, bahkan keyakinan. Hal inilah yang berusaha majalah ini rangkul agar menjadi sebuah kesatuan utuh. Dengan kata lain, majalah ini hadir sebagai penengah dan peredam perselisihan.
Seperti majalah Muria edisi pertama yang laporan utamanya mengusung kajian tentang kontroversi haji metaverse. Sebagaimana diketahui bersama, haji memiliki urutan kelima dalam rukun Islam. Namun posisinya yang berada di urutan paling akhir ini seolah menjadi tanda bahwa dalam pelaksanaanya, memang membutuhkan banyak pengorbanan.
Tidak hanya soal kesiapan materi, kesanggupan dalam segi kesehatan dan keselamatan pun turut diperhitungkan. Namun semua itu berubah tatkala pandemi Covid-19 datang dan menyapu segala huru hara keramaian. Dunia pun terkesan senyap sepi serta terkunci dalam rumahnya masing-masing.
Segala aktivitas 1800 berubah, semuanya diharuskan menjaga jarak, protokol kesehatan, bahkan mengalihkan setiap kegiatan luring menjadi daring. Tidak terkecuali ibadah haji, untuk pertama kalinya Ka’bah di Baitullah Mekkah sepi dari sentuhan para jamaah.
Setelah bergulirnya waktu, masa tersulit itu akhirnya dapat terlewati, pandemi pun berlalu dan kegiatan tatap muka kembali berjalan. Namun dampak dari masa tersebut masih terasa hingga kini, mulai dari bertambahnya witing list (jadwal keberangkatan), penemuan aplikasi untuk mempermudah administrasi pendaftaran, bahkan keberadaan haji metaverse yang menuai pro dan kontra.
Problematika haji kala pandemi itulah yang berusaha dirangkum oleh majalah Muria edisi perdana.
Meski baru merilis edisi perdananya, namun besar harapan majalah ini dapat tumbuh ditengah masyarakat sebagaimana slogan yang disematkan. Dan tak kalah pentingnya, majalah Muria ini diharapkan dapat memberikan manfaat, wadah edukasi, sekaligus menambah kajian literasi tanah air.
