Harianmuria.com – Setelah lama tidak difungsikan, istana Karesidenan Pati kini telah berubah fungsi menjadi kantor Dinas Pendidikan Wilayah 3 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 lalu. Menurut catatan sejarah, bangunan yang telah berusia 200 tahun itu telah beberapa kali beralih fungsi.
Pada masa pemerintahan Belanda sekitar akhir tahun 1800 M menjadi tempat tinggal Residen Belanda untuk wilayah Karisidenan Pati. Lalu pernah menjadi rumah dinas kepala Bakorwil I Jawa Tengah predikat pengganti Residen.
Bangunan kokoh yang berada di depan gedung SMAN 1 Pati ini terdiri dari beberapa bagian istana. Kondisinya yang masih terawat sampai sekarang, mencerminkan bahwa bangunan tersebut cukup megah pada zamannya.
Kala itu, wilayah Karisidenan Pati mencakup daerah Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati sendiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, dan Tuban (sebelum 1900an dan akhirnya menjadi bagian Karisidenan Bojonegoro).
Bangunan yang memiliki beberapa gedung di samping kanan dan kiri istana ini merupakan gedung Pavilium. Dulunya pavilion tersebut digunakan untuk tempat transit dan menginap para tamu yang berasal dari luar kota mapun luar negeri.
Jika ditelusuri ruangan yang ada di dalam istana, terdapat sebuah kamar yang dinamai Ruang Sri Sultan. Berdasarkan informasi yang ada, hingga saat ini tempat tersebut sangat disakralkan. Adapun letak kamar tersebut berada di sisi sebelah kanan ruangan utama.
Pada tahun 1976 M, kamar itu pernah digunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk menginap. Konon, ruangan itu digunakan sebagai tempat untuk merenung.
Selain itu, di ruangan utama terdapat sebuah lukisan foto para Residen dari masa ke masa. Sedangkan bagian luar istana Karesidenan Pati ini terdapat sebuah halaman luas. Sedangkan disekitar halaman, terdapat sebuah danau ikan yang ditanami bunga teratai merah.
Meski kompleks bangunan kuno seluas sekitar 5 hektare tersebut masih asri, namun masih saja ada cerita mistis yang terlanjur menyebar di masyarakat. Mengingat banyak rumor menyebar, bahwa dahulu ada lokasi di sekitar istana Karisidenan Pati yang digunakan sebagai tempat mengekseskusi pribumi.
Penjaga dan juru pelihara istana Karisidenan Pati menyebut, jika kolam nan tenang yang ada di sana dulunya dibuat untuk menghukum mati Pribumi. Para pribumi itu sengaja ditenggelamkan hidup-hidup karena dianggap membangkang. Bahkan tak sedikit pengunjung yang mendatangi lokasi tersebut mengaku seringkali mencium bau anyir darah ataupun suara rintihan.
Namun kesan seram itu kiranya akan kalah dengan ornamen dan arsitektur kuno nan terawat bangunan istana. Terlebih ada juga berbagai macam pohon langka yang tumbuh subur di sana. Maka tidak mengherankan apabila masyarakat setempat seringkali menjadikannya sebagai tempat bersuwafoto bahkan sesi foto pre wedding. (Kontributor Uin – Harianmuria.com)