KUDUS – Kerajinan boneka lilit (bolit) asli dari Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus memiliki banyak peminat. Keunikan bolit tersebut yakni dibuat menggunakan limbah tipping atau kertas filter rokok.
Pencetus bolit adalah Edi Purwanto, warga RT 2 RW 2 Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Ia menyebut kerajinan bolit buatannya bahkan sudah terjual hingga ke Negeri Sakura, Jepang.
“Saya sudah mulai membuat bolit dari limbah kertas tipping ini sekitar tahun 2017 lalu,” katanya, Rabu (9/4/2025).
Menurut Edi, bolit dari limbah kertas tipping ini satu-satunya di Kudus. Karena keunikannya tersebut, dirinya sering diminta oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus untuk ikut pameran di acara-acara besar.
“Boneka bolit ini mulai booming waktu ikut acara Borobudur Art tahun 2018 bersama Disbudpar Kudus. Kerajinan ini mewakili karya orisinal dari Kudus karena memang hanya ada satu-satunya di dunia,” tuturnya.
Edi mengungkapkan, kertas tipping yang menjadi bahan baku kerajinan ini diperoleh di tempat-tempat pengepul sampah dan pabrik-pabrik rokok.
“Dapat dari tempat loak atau dari sisa-sisa produksi pabrik rokok, karena kadang di pabrik rokok itu ada kertas tipping yang tidak terpakai karena sudah kedaluwarsa,” terangnya.
Ia mengatakan, untuk membuat kerajinan ini sebenarnya cukup mudah. Kesulitannya hanya pada teknik melilitnya.
“Kalau masih pemula itu biasanya kesulitan pada teknik melilitnya, karena tidak sekadar melilit, harus dililit rapi dari awal hingga akhir,” ucapnya.
Produk bolit ini sendiri tidak hanya berbentuk boneka saja, tetapi juga bisa dikombinasikan dengan perabot atau kerajinan lain seperti, pot, asbak, pigura, botol minuman, dan sebagainya.
“Bolit ini harganya mulai dari Rp5 ribu untuk gantungan kunci hingga Rp300 ribu. Tergantung tingkat kesulitan, bahan atau adanya narasi cerita di dalamnya,” pungkasnya.
(NISA HAFIZHOTUS SYARIFA – Harianmuria.com)