KUDUS, Harianmuria.com – Di usia yang baru menginjak 8 tahun, Muhammad Suryo Alam, siswa kelas 2 SD 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kudus, telah menunjukkan kecintaan luar biasa terhadap seni budaya Jawa, khususnya dunia perwayangan. Ia dikenal sebagai dalang cilik berbakat yang fasih berbahasa Jawa krama dan piawai memainkan berbagai lakon pewayangan.
“Saya ingin jadi dalang supaya bisa melestarikan budaya Jawa,” ujar Alam, sapaan akrabnya, saat ditemui di sela latihan rutin, Rabu, 18 Juni 2025.
Alam, sapaan akrabnya, sudah menekuni hobi mendalang sejak satu tahun terakhir. Ia tergabung dalam Sanggar Laras PO Haryanto, tempatnya belajar dalang dan wayang setiap malam Minggu.
“Saya senang latihan di sanggar. Latihan suluk, memainkan wayang, dan latihan ndalang. Yang paling susah itu menyelaraskan suluk dengan musik gamelan,” ujar Alam.
Dalang cilik ini sudah mampu memainkan berbagai cerita pewayangan seperti perang Baratayudha, punakawan Semar menjadi dewa, Puntadewa berubah menjadi raksasa serta perang Kurawa dan Pandawa. Ia pun bercita-cita menjadi dalang untuk terus melestarikan budaya Jawa.
Menariknya, minat Alam terhadap seni wayang muncul secara mandiri, meski keluarganya tidak bergelut di bidang seni. Ayahnya seorang hafiz yang aktif di bidang agama, namun selalu mendukung penuh impian Alam.
“Saya tertarik belajar mendalang setelah menonton video pertunjukan wayang kulit dan dalang sekitar satu tahun lalu,” ungkapnya.
Guru kelas Alam, Hesti, mengatakan bahwa Alam sangat aktif di kelas dan mahir berbahasa Jawa krama. Bahkan, Alam pernah meraih juara 1 dalam lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 cabang mendongeng tingkat Kecamatan Bae.
“Alam sangat aktif dan pintar, terutama dalam bahasa Jawa. Dia juga lebih suka membaca buku budaya, seperti buku pewayangan, dibandingkan buku cerita anak biasa,” kata Hesti.
(NISA HAFIZHOTUS SYARIFA – Harianmuria.com)