JEPARA, Harianmuria.com – Polres Jepara berhasil menangkap tujuh orang pelaku aksi premanisme berkedok debt collector (DC). Penangkapan ini dilakukan menyusul laporan masyarakat yang menjadi korban penarikan paksa sepeda motor di kawasan Jalan Pemuda.
Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso mengungkapkan, ketujuh pelaku yang diamankan masing-masing berinisial WJ, AK, MR, ZR, BP, AM, dan BI. Para pelaku melakukan aksinya dengan modus berpura-pura sebagai petugas penagihan dari sebuah perusahaan pembiayaan.
“Mereka menghentikan korban di jalan, lalu membawa motor korban dengan dalih tunggakan angsuran. Namun setelah ditelusuri, unit tersebut tidak pernah diserahkan ke perusahaan pembiayaan terkait,” kata Erick dalam konferensi pers di Mapolres Kudus, Rabu (21/5/2025).
Dijelaskan, kejadian bermula saat para tersangka melakukan hunting atau berburu sepeda motor yang bermasalah di area Jepara. Ketika mendapati nomor polisi (Nopol) atau Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) kendaraan yang tidak terpasang atau mencurigakan, para tersangka lalu tanpa hak menghentikan korban yang merupakan pelajar SMA.
Saat diperiksa, kata Erick, nomor rangka (Noka) dan nomor mesin (Nosin) di aplikasi milik para tersangka, sepeda motor tersebut terdaftar sebagai sepeda motor yang masih menunggak cicilan di perusahaan pembiayaan (leasing).
“Kemudian tersangka meminta kunci sepeda motor milik korban dan menyuruh korban agar ikut ke kantor leasing tersebut. Karena merasa takut, korban menyerahkan unit sepeda motornya dan korban dipesankan oleh para tersangka, salah satu ojek online untuk pulang,” jelasnya.
Lebih lanjut, setelah beberapa waktu, pelapor atau orang tua korban melunasi cicilan sepeda motor di leasing dan diketahui bahwa sepeda motor tersebut tidak ada di gudang leasing.
“Unit yang ditarik tidak diserahkan ke perusahaan pembiayaan, tetapi malah digelapkan oleh para pelaku dengan cara digadaikan ke pihak lain,” tutur Erick.
Dari hasil pengungkapan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya sepeda motor korban beserta dokumen kepemilikan motor. Para pelaku dijerat Pasal 368 KUHP tentang tindak pidana pemerasan, dengan ancaman hukuman paling lama 9 tahun penjara.
Atas kejadian ini, Kapolres mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap oknum yang mengaku sebagai debt collector, apalagi jika menggunakan cara-cara intimidatif atau tanpa prosedur resmi.
(TOMI BUDIANTO – Harianmuria.com)