PATI, Harianmuria.com – Memasuki Bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Kabupaten Pati selalu melaksanakan berbagai tradisi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Tidak seperti dua tahun ke belakang yang dilarang karena adanya pandemi Covid-19, kelonggaran kebijakan Covid-19 tahun ini dari pemerintah membuat perayaan-perayaan tradisi masyarakat telah diberi izin untuk melaksanakan kembali.
Perayaan seperti Sedekah Bumi dan Sedekah Laut merupakan tradisi masyarakat Pati yang sering dilakukan. Suriyanto, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati pun sangat mendukung masyarakat merayakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahun tersebut.
DPRD Pati Berharap Izin Pentas Bangkitkan Ekonomi Seniman
Anggota dari komisi B ini menilai, perayaan seperti Sedakah Bumi dan Sedekah Laut adalah sebagai bentuk wujud rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT.
“Kalau budaya, tradisi atau adat Jawa seperti Sedekah Laut dan Sedekah Bumi merupakan bentuk wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Seperti Sedekah Laut, itu sebagai bentuk rasa syukur para nelayan. Misalnya para nelayan dari Desa Bendar, Juwana yang selalu mengadakan Sedekah Laut setiap tahun,” ungkapnya saat dihubungi via sambungan WhatsApp.
Suriyanto menambahkan, sudah seharusnya masyarakat tidak meninggalkan budaya Jawa seperti Sedekah Laut maupun Sedekah Bumi.
“Acaranya biasanya dilakukan dengan Larung Sesaji. Hal tersebut berarti tidak menghilangkan kegiatan budaya Jawa, bahwa hidup dan mata pencaharian masyarakat itu bersumber dari alam,” tambahnya.
Dengan diadakan berbagai perayaan budaya tersebut, diharapkan nilai-nilai budaya masyarakat Jawa tidak luntur di tengah era globalisasi saat ini. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)