Harianmuria.com – Siapa yang tak kenal kue keranjang. Kue manis berbentuk bundar yang selalu ada saat perayaan Imlek. Bukan sekedar makanan, kue ini kaya akan cerita dan harapan.
Konon, tradisi kue keranjang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dulu, kue ini dibuat untuk memperingati Tahun Baru Imlek sekaligus menjadi “senjata rahasia” melawan monster Nian. Menurut legenda, monster itu datang setiap tahun untuk mengganggu desa, tetapi kue manis ini, yang biasanya diletakkan di altar, digunakan untuk membuatnya pergi.
Kue keranjang tidak hanya memuaskan lidah, tetapi juga menyentuh hati dengan nilai-nilai yang dikandungnya. Ia adalah simbol tradisi, harmoni, dan doa yang dihidangkan di atas meja. Kalau sudah ada kue keranjang, rasanya, Imlek jadi terasa lebih lengkap!
Ini adalah beberapa makna filosofis dari kue keranjang yang wajib kalian tau!
1. Kue Keranjang Simbol Keharmonisan dan Keberlanjutan
Kue keranjang, atau yang dikenal sebagai Nian Gao, memiliki makna mendalam sebagai simbol keharmonisan dan keberlanjutan, terutama dalam budaya Tionghoa. Filosofi ini tercermin dari bentuk, rasa, dan tradisinya.
Kue keranjang hampir selalu berbentuk bundar. Dalam budaya Tionghoa, lingkaran melambangkan keutuhan, kebersamaan, dan harmoni tanpa akhir. Bentuk bundar ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang erat, terutama di dalam keluarga, sehingga semua anggota hidup rukun dan saling mendukung.
Saat disusun bertumpuk, kue keranjang menjadi simbol keluarga yang saling melengkapi dan terus berkembang. Setiap lapisan melambangkan ikatan yang kuat, baik antar anggota keluarga maupun antara generasi yang lebih tua dan muda.
2. Kue Keranjang Jadi Harapan untuk Kesejahteraan
Dalam budaya Tionghoa, kue keranjang tidak hanya menjadi bagian dari perayaan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan doa dan harapan.
Secara harfiah, “Nian Gao” berarti “kue tahun”, tetapi pelafalannya mirip dengan “nian nian gao sheng (年年高升)”, yang berarti “semakin tinggi setiap tahun.” Ungkapan ini melambangkan doa untuk pencapaian yang terus meningkat dalam kehidupan, baik dalam hal karier, pendidikan, rezeki, maupun hubungan keluarga.
Setiap gigitan kue keranjang menjadi simbol keinginan agar kehidupan di tahun baru lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
3. Kue Keranjang Adalah Lambang Keakraban dan Keutuhan
Kue keranjang memiliki makna mendalam sebagai lambang keakraban dan keutuhan, yang sangat penting dalam budaya Tionghoa, terutama selama perayaan Imlek.
Kue keranjang selalu berbentuk bundar, yang dalam budaya Tionghoa melambangkan keutuhan dan harmoni tanpa ujung. Bentuk ini menjadi pengingat bahwa hubungan dalam keluarga harus terus dipelihara agar tetap utuh, rukun, dan saling mendukung.
Keluarga yang harmonis dipercaya sebagai fondasi utama kebahagiaan dan kesuksesan dalam kehidupan.
4. Kue Keranjang Jadi Persembahan untuk Leluhur
Keberadaan kue keranjang juga menggambarkan penghormatan kepada generasi sebelumnya dan melambangkan ikatan spiritual antara yang hidup dan yang telah tiada.
Dalam budaya Tionghoa, menghormati leluhur adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi. Kue keranjang ditempatkan di altar sebagai persembahan, melambangkan rasa terima kasih kepada leluhur atas perlindungan dan berkah yang telah mereka berikan selama setahun terakhir.
Persembahan ini menjadi ungkapan syukur sekaligus doa agar leluhur terus memberikan restu dan keberuntungan bagi keluarga.
5. Kue Keranjang Simbol Penolakan Pada Hal-Hal Buruk
Menurut legenda, kue keranjang terkait erat dengan kisah monster Nian yang datang setiap Tahun Baru Imlek untuk menakut-nakuti penduduk desa. Monster ini diyakini bisa diusir dengan suara keras, warna merah, dan makanan manis seperti kue keranjang.
Tekstur kue keranjang yang lengket memiliki makna simbolis sebagai perlindungan yang “menahan” hal-hal buruk agar tidak masuk ke dalam rumah. Filosofi ini juga mencerminkan doa agar segala kesialan dan energi negatif “terhenti” di luar.
Warna kecokelatan keemasan pada kue keranjang sering diasosiasikan dengan keberuntungan dan kemakmuran. Kehadirannya di meja makan atau altar dianggap mampu menggantikan energi buruk dengan keberkahan dan kesejahteraan.
Kue keranjang bukan hanya makanan khas, tetapi juga pelindung simbolis dalam tradisi Imlek. Melalui tekstur, bentuk, dan penggunaannya, kue ini membawa pesan mendalam tentang penolakan terhadap hal-hal buruk dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga perlindungan spiritual dan mental dari segala bentuk energi negatif.