PATI, Harianmuria.com – Ribuan masyarakat desa Soneyan, kecamatan Margoyoso, kabupaten Pati dan sekitarnya tumpah ruah di sepanjang jalan desa mulai pukul 19.00-22.00 WIB pada Kamis (25/8) melakukan tradisi atau festival Lamporan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap malam Jumat Wage di bulan Suro atau Muharam.
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus mantan Sekertaris Desa (Carik) Desa Soneyan, Handoyo mengungkapkan bahwa Lamporan ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Desa Soneyan terhadap Allah SWT. Sekaligus mengingatkan budaya yang sudah menjadi turun-temurun ini.
“Lamporan atau oncor dulunya adalah sebuah hiburan yang dilakukan oleh para pengembala Sapi atau kambing yang diadakan setiap tahun tepatnya di bulan Muharam/Suro malam Jumat Wage. Dengan harapan semoga hewan peliharaannya dijauhkan dari Balak. Tetapi sekarang semua golongan ikut meramaikan acara tersebut ,” ujar Handoyo menceritakan sejarah tradisi Lamporan.
Acara tersebut juga terdapat berbagai penampilan kesenian Nusantara seperti pakaian adat Dayak, Reog Ponorogo, Barongan, Barongsai, dan lain sebagainya.
Adapun Lamporan ini sendiri merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh masyarakat Soneyan sendiri. Meski demikian, acara tersebut telah berlangsung lancar dan meriah tanpa halangan berarti. Handoyo pun berharap, dengan kegiatan ini dapat membawa keberkahan bagi masyarakat serta menjauhkan dari segala hal negatif.
“Selanjutnya dirinya menjelaskan acara ini hanya Dukuh Sumber saja, yang terdiri dari Sepuluh RT, dan sumber pendanaan dari hasil swadaya Masyarakat sekitar. walaupun demikian acara ini sangat meriah. Penuh dengan harapan acara Lamporan ini, membawa keberkahan, dan tentunya menolak bapak seperti ketika awal mula dilakukan nenek monyang,” tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto- Harianmuria.com)