BLORA, Harianmuria.com – Pematung senior Dolorosa Sinaga menilai sosok Pramodya Ananta Toer adalah seorang pejuang kebebasan berekspresi dan berpendapat. Hal itu dituangkan Pram di dalam karya-karya sastra yang telah dibuatnya.
“Ada banyak yang saya lihat (dari sosok Pram). Kekuatan juang atau kekuatan politis yang dibawa Pram dari semua bukunya,” kata Dolorosa di ruangan pameran visual yang digelar di Gedung Blora Creative Space (BCS), Kamis (6/2/2025). Pameran ini merupakan bagian dari kegiatan Festival Blora: Se-Abad Pramoedya Ananta Toer.
Menurut Dolorosa, setiap karya Pram tetap kontekstual untuk kaum muda saat ini. Ia melihat sosok Pram sebagai pembelajaran lingkungan, pembela perempuan, dan seorang pejuang hak asasi manusia. “Selain itu, dia (Pram) juga mengatakan bahwa kalau tidak pernah menulis, tidak pernah membuat sejarah,” imbuhnya.
Dari Pram, perempuan yang juga menjadi dosen seni rupa di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) juga belajar kalau keberanian tidak datang dari langit, melainkan harus direbut, harus dibentuk dan dirawat. “Itulah yang membuat kita semua punya kedaulatan,” tambah dia.
Di sisi lain, ia mengungkapkan dalam pameran seni rupa ini sebanyak 40 karya patung dan 30 karya sketsa wajah Pram dipamerkan. “Dari sini kita bisa melihat perjalanan eksplorasi potret wajah Karakter seorang Pram,” jelasnya, seraya menambahkan pameran akan berlangsung satu bulan hingga 6 Maret mendatang.
Sementara itu, Mentri Kebudayaan RI Fadli Zon mengapresiasi adanya pameran yang memampang karya seni wajah Pramoedya Ananta Toer. Ia berharap adanya BCS dapat memunculkan seniman-seniman tingkat nasional maupun internasional melanjutkan semangat sosok seorang Pram. “Ini (BCS) bisa menjadi persemaian lahirnya karya-karya sastra, senirupa maupun karya pertunjukan,” kata Fadli Zon.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)