DEMAK, Harianmuria.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak mencatat adanya 15 Sekolah Dasar (SD) Negeri yang hanya menerima kurang dari 10 siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026. Beberapa sekolah bahkan hanya menerima 3 hingga 4 siswa, seperti SD Negeri Betokan 2, SD Negeri Bintoro 14, dan SD Negeri Bintoro 16.
Data itu diperoleh setelah berakhirnya Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 dengan total 466 SD Negeri di Demak. Meski begitu, tidak ada sekolah negeri di Demak yang benar-benar nihil pendaftar tahun ini.
Kepala Dindikbud Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menjelaskan bahwa rendahnya jumlah siswa baru disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah letak geografis sekolah yang kurang strategis.
“Beberapa sekolah berada jauh dari pemukiman atau tidak berdekatan dengan taman kanak-kanak (TK), sehingga sulit menjaring siswa baru,” ujarnya, Kamis, 17 Juli 2025.
Selain itu, Haris menyoroti tren masyarakat yang lebih memilih sekolah swasta atau sekolah favorit, terutama yang memiliki kurikulum keagamaan lebih kuat.
Dindikbud Pertimbangkan Opsi Merger
Sebagai langkah strategis, Dindikbud Demak berencana melakukan merger (penggabungan) sekolah untuk memenuhi kuota siswa yang dibutuhkan. Namun, proses ini akan dilakukan secara hati-hati dengan melibatkan berbagai pihak seperti bagian hukum, aset daerah, pengawas pendidikan, dan dewan pendidikan.
“Merger akan dilakukan pada sekolah yang berdekatan dan dengan mempertimbangkan penempatan guru serta keberlangsungan pembelajaran,” jelas Haris.
Selain itu, Dindikbud akan melakukan sosialisasi yang lebih masif kepada masyarakat agar persepsi tentang kualitas sekolah lebih merata dan tidak hanya terpaku pada sekolah favorit.
Standar Kuota Siswa SD
Kuota maksimal siswa per rombongan belajar (rombel) adalah 32 siswa, dengan rata-rata ideal sekitar 28 siswa. Standar minimal adalah 10 siswa, tetapi dalam kondisi khusus, sekolah tetap melayani jika hanya ada 6 siswa.

Kendala Infrastruktur Jadi Pertimbangan
Haris turut menyinggung kondisi SD Negeri Bintoro 14, yang rawan terendam banjir saat musim hujan akibat luapan sungai. Kondisi ini turut memengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sana.
“Kalau infrastruktur sudah diperbaiki tapi tetap tidak menarik minat, itu akan menjadi tantangan tersendiri. Maka perlu evaluasi komprehensif,” pungkasnya.
(LINGKAR NETWORK – Harianmuria.com)