SALATIGA, Harianmuria.com – Warga RW 4 Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga menggelar Sadranan di Makam Shufi, Sabtu (15/2/2025). Tradisi yang dilaksanakan setiap bulan Syakban atau Ruwah tersebut untuk mengirimkan doa kepada leluhur yang telah meninggal dunia.
Uniknya, sebelum acara inti di Makam Shufi, warga mengarak seribu tumpeng dengan cara dipikul. Semua warga yang mengarak tumpeng mengenakan pakaian adat Jawa.
“Sadranan sudah menjadi agenda tahunan yang rutin dilaksanakan setiap bulan Syakban atau Ruwah. Tujuan ritual ini untuk mengirim doa kepada para orang tua dan leluhur yang sudah meninggal dunia,” kata Ketua RW 4 Mugi Harjono.
Selain untuk mengirim doa kepada para leluhur, lanjut Mugi, Sadranan ini juga untuk menguatkan tali persaudaraan antarwarga sekaligus melestarikan warisan budaya nenek moyang. “Dan yang terpenting bagi kami, tradisi ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah,” ujarnya.
Ia menambahkan, gunungan tumpeng dan arak-arakan ini sebagai bentuk gotong-royong warga lingkungan Tegalrejo. Menurutnya, Sandaran dengan tradisi Jawa ini dilaksanakan sejak empat tahun terakhir.
“Sebelumnya, Sadranan dilakukan dengan cara yang sederhana, datang bersama ke makam dan berdoa bersama, lalu dilanjutkan makan bersama,” terangnya.
Salah seorang warga, Budiman mengaku senang dengan adanya Sandaran dengan dibalut tradisi ini. Menurutnya, hal tersebut menambah nilai sakral dalam kegiatan Sandaran sehingga warga lebih bersemangat untuk datang.
“Dengan adanya arak-arakan begini sangat bagus. Warga bisa ikut terlibat dan juga menjadi hal menarik untuk kita melakukan tradisi Sadranan,” tuturnya.
(ANGGA ROSA – Harianmuria.com)