PATI, Harianmuria.com – Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Endah Sri Wahyuningati menilai sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi terlalu berbelit.
Pasalnya, dirinya sering menerima keluhan terkait kesulitan mencarikan sekolah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari para orang tua atau wali siswa.
Menurutnya, sistem zonasi merupakan upaya pemerintah untuk meratakan pendidikan di Indonesia dengan menempatkan peserta didik sesuai dengan wilayah tempat tinggal mereka.
Namun realita di lapangan hingga kini masih menghadirkan permasalahan. Salah satunya kasus manipulasi data demi masuk ke wilayah zonasi. Ia mengungkapkan ada beberapa peserta didik yang memanipulasi data tempat tinggal agar mendapatkan prioritas untuk masuk ke sekolah yang diinginkan. Hal ini mungkin sudah menjadi rahasia umum, namun praktek tersebut tidak dapat dibenarkan.
“Contohnya, ada anak-anak kita sejak kecil sudah diajarkan manipulasi. Sebetulnya rumahnya di Kecamatan Gabus dan di sana tidak ada sekolah SMA. Maka, ia dititipkan kepada keluarga yang dekat dengan sekolah favorit,” ungkap legislator dari Partai Golkar ini.
Oleh sebab itu, pihaknya mengharapkan pemerintah memberikan solusi untuk mengurangi potensi manipulasi data ini. Misalnya, dengan memperbesar wilayah zonasi atau yang lainnya. Seperti salah satu sekolah di Pati yang menerapkan screening sejak satu tahun sebelum penerimaan siswa baru untuk memastikan ketepatan data.
“Yang saya dengar, SMAN 1 terakhir ini sampai melakukan screening. Ketika siswa tersebut statusnya family lain, itu dianggap tidak bisa,” ucap dewan yang akrab disapa Bu Ning ini. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)