JEPARA, Harianmuria.com – Wakil Ketua DPRD Jepara, Junarso, menegaskan bahwa kedaulatan pangan tingkat keluarga merupakan fondasi penting bagi tercapainya kedaulatan pangan nasional. Hal ini disampaikan dalam diskusi pangan keluarga yang digelar dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Kamis, 26 Juni 2025, di Café Rolet, Desa Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
Acara ini diikuti oleh 60 peserta yang merupakan perwakilan dari 30 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan Poktan (Kelompok Tani) se-Kecamatan Keling. Hadir pula narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara.
Junarso menegaskan, kemandirian pangan di tingkat keluarga adalah langkah strategis yang harus diperkuat guna menciptakan ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan.
“Kedaulatan pangan keluarga adalah fondasi utama. Ketika keluarga mandiri pangan, negara otomatis mandiri pangan,” katanya.
Junarso menegaskan, semangat kemandirian pangan keluarga merupakan bagian dari pengamalan Tri Sakti Bung Karno: berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Menurutnya, kebijakan dan program pemerintah harus menyentuh langsung kebutuhan petani dan rumah tangga sebagai unit terkecil bangsa. “Kedaulatan pangan tidak cukup hanya di tingkat nasional. Harus dimulai dari rumah tangga, dengan dukungan kebijakan, teknologi, dan distribusi yang berkelanjutan,” tandasnya.
Junarso mendorong agar pemerintah menghadirkan program yang berbasis kebutuhan petani, mulai dari subsidi pupuk, teknologi tepat guna, distribusi benih berkualitas, hingga sistem irigasi yang efisien.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antarkelembagaan seperti Poktan, Gapoktan, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan DKPP, agar program dari pusat hingga daerah dapat tersosialisasi dan terimplementasi secara maksimal.
Junarso mengusulkan pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga untuk menunjang kedaulatan pangan keluarga, seperti budi daya sayuran, ternak lele dan ayam, dan sistem urban farming sederhana
Junarso juga menyinggung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), dan mendorong agar pasokan bahan pangan dalam program tersebut bisa disuplai oleh petani lokal.
“Selain memberi gizi untuk anak bangsa, program ini juga bisa menggerakkan ekonomi daerah lewat pemberdayaan petani lokal,” tandasnya.
(TOMI BUDIANTO – Harianmuria.com)