REMBANG, Harianmuria.com – Meski hanya diguyur hujan selama 30 menit, wilayah Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, kembali dilanda banjir pada Senin malam, 16 Juni 2025. Dua desa terdampak yakni Desa Trahan dan Desa Sanetan, dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter, merendam pemukiman dan fasilitas umum termasuk Balai Desa.
Camat Sluke, Mokhamat Ansori, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan bahwa banjir ini menjadi peringatan serius, karena selama 13 tahun terakhir kawasan tersebut relatif bebas dari banjir.
“Setiap hujan turun, terutama yang berintensitas sedang hingga tinggi, beberapa desa langsung terdampak banjir. Ini sangat memprihatinkan,” ujar Ansori, Selasa (17/6/2025).
Dugaan utama penyebab banjir adalah penumpukan sampah di aliran sungai, termasuk potongan kayu besar yang menghalangi arus air. Kondisi ini menyebabkan limpahan air ke permukiman warga dalam waktu singkat.
Forkopimcam Sluke bersama dinas terkait dari kabupaten dan provinsi langsung turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan. Dari hasil pantauan sementara, penyumbatan sungai akibat sampah menjadi faktor utama terjadinya banjir.
Sebagai respons cepat, pihak kecamatan bersama masyarakat akan menggelar gerakan bersih sungai dan program normalisasi saluran air dalam waktu dekat. Langkah ini diharapkan bisa mencegah banjir susulan saat musim hujan.
Anggota DPRD Rembang dari Dapil Sluke-Kragan, Muhammad Imron, menyatakan dukungannya terhadap program penanganan banjir ini. Ia juga mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Penanganan tak bisa hanya dari pemerintah. Warga juga harus sadar dan tidak buang sampah sembarangan. Sungai adalah urat nadi desa kita,” tegas Imron.
(VICKY RIO – Harianmuria.com)