PEKALONGAN, Harianmuria.com – Pengembangan Pantai Wisata Bahari Wonokerto, yang terletak di Desa Wonokerto Kulon, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, terus menunjukkan perkembangan signifikan. Pihak legislatif menilai Pantai Wonokerto berpotensi menjadi destinasi percontohan di Pekalongan.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Sumar Rosul mengatakan, berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, daerah, dan desa, turut mendukung kemajuan destinasi wisata pantai Wonokerto. Realita di lapangan menunjukkan progres pengembangan wisata ini cukup luar biasa.
“Dari hari ke hari, bulan ke bulan, ada perkembangan yang menggembirakan, terutama dalam hal pembangunan dan pengembangan dengan modal yang seadanya,” kata legislator dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut saat meninjau lokasi, Minggu (16/2/2025).
Menurutnya, perhatian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemerintah Kabupaten Pekalongan, dan Pemerintah Provinsi berkontribusi besar dalam pengembangan Pantai Wonokerto. Pemerintah Desa juga turut aktif melalui BUMDes yang mengelola wisata tersebut.
Lebih lanjut, Sumar Rosul menilai Pantai Wonokerto berpotensi menjadi destinasi wisata percontohan di Kabupaten Pekalongan. Hal ini terbukti dari lonjakan jumlah pengunjung yang signifikan.
“Pada 1 Januari kemarin, jumlah pengunjung Linggo Asri (objek wisata milik pemerintah Daerah) sekitar 6.000 orang, sedangkan Pantai Wonokerto hampir mencapai 11.000 pengunjung. Ini menunjukkan bahwa wisata pantai ini sangat diminati masyarakat,” ungkapnya.
Pantai Wonokerto dikenal sebagai wisata rakyat dengan tiket masuk yang terjangkau, sehingga menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan. Selain itu, wisata ini juga menjadi destinasi favorit bagi pecinta alam dan komunitas yang rutin mengadakan kegiatan di sana.
Namun, masih ada tantangan yang harus diselesaikan, terutama dalam pemasaran digital. “Digital marketing sangat penting agar wisata ini makin dikenal luas oleh masyarakat. Kami berharap media, baik cetak, elektronik, maupun media sosial, bisa berperan dalam promosi wisata ini,” ujanya.
Selain itu, lanjutnya, penyediaan fasilitas seperti akses jalan dan jaringan telekomunikasi juga menjadi perhatian utama. Salah satu hal yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah ketersediaan Wi-Fi gratis di area pantai.
“Jika tersedia Wi-Fi gratis, pengunjung akan lebih nyaman dan bisa berlama-lama di sini. Saat ini, jaringan internet di area pantai masih kurang stabil, sehingga jika tidak ada akses Wi-Fi, mereka cenderung hanya bertahan sekitar satu jam,” jelasnya.
Dengan tersedianya fasilitas yang memadai, mulai dari infrastruktur hingga layanan telekomunikasi, diharapkan Pantai Wonokerto dapat menjadi destinasi utama bagi masyarakat, baik untuk liburan keluarga, kegiatan komunitas, maupun sekadar menikmati suasana pantai.
“Kami akan terus berupaya agar wisata ini berkembang lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya.
Menurut Direktur BUMDes Mitra Mina, Krisandi Oktofredi, jumlah pengunjung pada akhir pekan di Pantai Wonokerto bisa mencapai 2.000 hingga 3.000 orang per hari. Sementara itu, pada hari biasa, jumlah pengunjung rata-rata mencapai 500 orang.
“Keunggulan Pantai Wonokerto adalah konsep natural tourism dengan hutan mangrove dan ekosistem pesisir yang masih terjaga. Pengunjung bisa menikmati suasana pantai yang asri, bermain pasir, hingga mendapatkan edukasi lingkungan,” jelasnya
Alvin, salah satu pengunjung asal Kecamatan Bojong, mengaku memilih Pantai Wonokerto untuk menghabiskan libur akhir pekan karena lokasinya yang dekat dan biaya masuk yang murah.
“Tempatnya bagus, pasirnya masih terjaga, cocok buat olahraga dan bermain anak-anak. Cuma kalau jalannya bisa dicor atau diaspal, pasti lebih nyaman buat pengunjung,” katanya.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)